Tautan-tautan Akses

Indonesia Dukung Pembentukan Badan untuk Tangkal Sosialisasi Kelompok Radikal


Para aktivis pemuda melakukan aksi unjuk rasa damai untuk menentang kelompok ISIS di Jakarta (foto: dok). RDC3 yang berpusat di Kuala Lumpur akan dibentuk untuk menangkal sosialisasi, rekrutmen dan penyebaran pesan-pesan ISIS di kawasan Asia Tenggara.
Para aktivis pemuda melakukan aksi unjuk rasa damai untuk menentang kelompok ISIS di Jakarta (foto: dok). RDC3 yang berpusat di Kuala Lumpur akan dibentuk untuk menangkal sosialisasi, rekrutmen dan penyebaran pesan-pesan ISIS di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia mendukung rencana Malaysia untuk membentuk pusat penanganan pesan digital di kawasan atau Regional Digital Counter Messaging Center (RDC3), guna menangkal sosialisasi dan rekrutmen kelompok-kelompok ekstrimis dunia.

Pemerintah Malaysia dengan bantuan Amerika, tahun ini akan membentuk pusat penanganan pesan digital di kawasan atau yang dikenal dengan Regional Digital Counter Messaging Center (RDC3). Badan yang dipusatkan di ibukota Kuala Lumpur ini dibentuk untuk menangkal sosialisasi, rekrutmen dan penyebaran pesan-pesan ISIS di kawasan Asia Tenggara.

Staf Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Purwanto kepada VOA hari Kamis (29/10) menyatakan Indonesia mendukung pembentukan pusat penanganan pesan digital di kawasan tersebut.

Menurutnya keberadaan ISIS sudah sangat meluas dan berbahaya, tidak saja bagi kawasan Timur Tengah tetapi juga Asia Tenggara bahkan dunia. Ditambahkannya, untuk itu informasi yang didapatkan oleh lembaga itu sedianya juga bisa disampaikan kepada Indonesia dan juga negara lain agar menjadi kepentingan bersama untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini.

Informasi dari pusat penanganan pesan digital di kawasan itu – ujar Wawan – akan membantu negara-negara lain termasuk Indonesia mendapatkan informasi lebih dini sehingga bisa menurunkan kebijakan-kebijakan yang lebih strategis dan memadai.

“Ini sebagai penyeimbang. Dari sisi early warning system terjadi di mana bisa diketahui dan bagaimana cara menangkalnya, itu bisa bersama-sama antar negara. Di share ke negara itu bisa langsung didalami dan ditindaklanjuti supaya tidak meluas dan melebar,” ujar Wawan Purwanto.

Lebih lanjut Wawan mengatakan Indonesia sebenarnya sudah pernah diajak bicara oleh Malaysia tentang pembentukan RDC3 ini, tetapi baru secara informal saja. Selama ini pemerintah Indonesia telah berupaya secara maksimal untuk mengantisipasi kampanye dan propaganda ISIS melalui media sosial. Teknologi yang digunakan pun senantiasa diperbarui.

Menurut Wawan, untuk menggalakkan perang terhadap ISIS di dunia maya, BNPT telah melibatkan banyak anak muda. Selain itu, BNPT juga terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak menerima mentah-mentah propaganda ISIS melalui media sosial.

Pengamat Intelijen dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Mardigu Wowiek Prasantyo menyatakan kelompok ISIS sekarang ini memang sangat gencar menggunakan media sosial karena mereka mengetahui keefektifan media sosial. Keberadaan pusat penanganan pesan digital di kawasan itu menurut Mardigu akan semakin membantu kerja pemerintah Indonesia melawan ISIS di media sosial, karena harus diakui upaya itu masih kurang.

Ia mencontohkan banyaknya situs-situs radikal yang bersimpati pada ISIS dan bisa begitu mudah diakses masyarakat.

“Harusnya kata-kata jihad sudah mulai disortir, kata-kata Suriah, ISIS, War itu mulai disortir langsung aja ditutup dan itu bisa dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika,” kata Mardigu.

Warga Jakarta menanggapi pembentukan RDC3 ini secara beragam.

“Saya pikir itu di Indonesia bukan di Malaysia karena Indonesia yang punya jaringan terorisnya lebih banyak buktinya Jamaah Islamiyah pusatnya di Indonesia, tokohnya Abu Bakar Baasyir,” ujar Saiful.

Sementara, Ina berkomentar, “Baguslah kalau ada yang mengatasi propaganda ISIS karena teroris sudah merajalela.”

Di lingkungan ASEAN, baru Malaysia dan Singapura secara resmi ikut serta dalam “Koalisi Global Melawan ISIS” pimpinan Amerika. Tetapi keberadaan RDC3 ini nantinya tidak saja diperuntukan bagi negara-negara ASEAN, tetapi juga mitra Malaysia dalam operasi kontra terorisme yaitu Australia dan Selandia Baru.

Regional Digital Counter Messaging Center RDC3 ini serupa dengan yang dibentuk Amerika bersama Uni Emirat Arab Juli lalu, yang tujuannya adalah menangkal kekuatan media sosial ISIS. Untuk RDC3 di Malaysia nanti, Amerika menyatakan akan membantu dalam aspek pelatihan, peralatan dan pendekatan operasional. [fw/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG