Tautan-tautan Akses

India Berupaya Tingkatkan Investasi


Menteri Keuangan India, Arun Jaitley di New Delhi (Foto: dok).
Menteri Keuangan India, Arun Jaitley di New Delhi (Foto: dok).

Dari pusat finansial Asia Timur hingga Silicon Valley di the United States, India berupaya untuk meningkatkan investasi, menunjukkan bahwa tidak seperti negara berkembang lainnya, momentum pertumbuhannya belum mengendur.

Dalam kunjungan selama empat hari ke Singapura dan Hong Kong yang berakhir pada hari Senin (21/9), Menteri Keuangan India Arun Jaitley, mengatakan bahwa banyak tren global seperti penurunan harga komoditas dan penurunan ekspor di seluruh dunia, akan sedikit dampaknya bagi India.

"Parameter kami cukup stabil, kebijakan fiskal kami telah dipulihkan, mata uang kami relatif telah lebih stabil daripada mata uang lain di dunia. Kami telah membuka sebagian besar sektor ekonomi."

Meskipun pemerintahan yang berusia 15 bulan tersebut telah berupaya merayu bisnis global, belum ada yang menanam investasi karena para investor khawatir tentang lambatnya reformasi.

But hoping the slowdown in several emerging economies will put India on the map as an investment destination, its leaders are pointing to several forecasts that say it will be the fastest-growing major economy during the next two years. Jaitley told foreign investors in Hong Kong that growth this year will top last year’s 7.3 percent.

Tapi dengan berharap melambatnya ekonomi di beberapa negara berkembang akan menempatkan India sebagai negara tujuan investasi, para pemimpin India menunjuk ke beberapa perkiraan yang mengatakan India akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dalam dua tahun ke depan. Jaitley mengatakan investor asing di Hong Kong bahwa pertumbuhan tahun ini akan melampaui tahun lau yang mencapai 7,3 persen.

Direktur perusahaan berbasis Singapura "Frontier Strategy Group", perusahaan riset yang memberikan nasihat keuangan bagi perusahaan-perusahaan multinational, Bhavya Sehgal, mengatakan bahwa banyak perusahaan global yang memperluas portfolio mereka di India, yang tidak hanya tertarik karena pertumbuhan ekonomi, tetapi juga arus urbanisasi yang cepat ke negara berpenduduk 1.2 milyar tersebut.

“Kalau saya bandingkan India dengan katakanlah Brazil, Rusia, China, Indonesia atau negara manapun di Afrika, India akan terus menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat, dengan dasar PDB besar juga," kata Sehgal. “Yang akan memberikan tekanan yang besar terhadap pemimpin APAC [Asia Pasifik]. Dari pemikiran itu, mengapa kita tidak lebih banyak berinvestasi?”

Pusat industri digital

Pada saat Menteri Keuangan Jaitley fokus untuk memenangkan investasi di Asia Timur, PM Narendra Modi akan mencoba untuk memposisikan India sebagai sebuah hub atau pusat baru dalam industri digital saat berkunjung ke California pekan ini.

Modi berharap mempererat hubungan India dan Silicon Valley, yang merupakan rumah bagi para tenaga ahli India di bidang teknik dan di mana banyak eksekutif yang aslinya berasal dari India menjadi sosok penting.

Perdana Menteri India akan menghadiri pertemuan bergaya 'town-hall' dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerburg. PM juga dijadwalkan akan bertemu dengan CEO Apple dan tiga CEO perusahaan-perusahaan teknologi kelahiran India Satya Nadella (Microsoft), Sundar Pichai (Google) dan Shantanu Narayen (Adobe).

Para pejabat mengatakan Modi berharap akan menyampaikan pesannya kepada perusahaan-perusaan teknologi yang ingin berinvestasi ke India, dalam kampanye “Digital India” yang baru saja diluncurkannya.

Kampanye ini bertujuan memperluas akses internet, meningkatkan pabrik elektronik dan mengembangkan aplikasi untuk memperbaiki layanan-layanan pemerintahan. Dia juga menginginkan perusahaan-perusahaan piranti keras AS untuk berinvestasi lebih banyak pada pabrik di India.

Modi akan menjadi Perdana Menteri India yang pertama mengunjungi Silicon Valley dalam lebih dari tiga dekade. [es/dw]

Recommended

XS
SM
MD
LG