Tautan-tautan Akses

Ilmuwan Temukan Kelemahan Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan Rusia dan China


Seorang perawat memegang vaksin buatan China, Sinovac untuk diuji klinis di Porto Alegre, Brazil (foto: ilustrasi).
Seorang perawat memegang vaksin buatan China, Sinovac untuk diuji klinis di Porto Alegre, Brazil (foto: ilustrasi).

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Rusia dan China memiliki potensi kelemahan: Vaksin ini berbasis pada virus flu biasa yang telah menjangkiti banyak orang, sehingga berpotensi membatasi kemanjurannya, kata para pakar.

Vaksin buatan CanSino Biologics, yang disetujui untuk digunakan oleh militer di China, adalah bentuk modifikasi dari adenovirus tipe 5, atau Ad5. Perusahaan itu sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan persetujuan darurat di beberapa negara sebelum menyelesaikan uji coba berskala besar. Demikian seperti dilaporkan oleh harian Wall Street Journal pekan lalu.

Vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, yang disetujui di Rusia awal bulan ini meskipun pengujiannya terbatas, didasarkan pada Ad5 dan adenovirus kedua yang kurang umum.

Vaksin dipandang penting untuk mengakhiri pandemi yang telah merenggut lebih dari 845.000 nyawa di seluruh dunia. Gamaleya mengatakan pendekatannya dengan menggunakan dua jenis virus akan mengatasi masalah kekebalan jika hanya menggunakan Ad5.

Kedua pengembang vaksin itu memiliki pengalaman bertahun-tahun dan telah mencipkan vaksin Ebola berdasarkan Ad5. Baik CanSino maupun Gamaleya tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Para peneliti telah bereksperimen dengan vaksin berbasis Ad5 untuk melawan berbagai infeksi selama beberapa dekade, tetapi tidak ada vaksin berbasis Ad5 yang digunakan secara luas. Mereka menggunakan virus yang tidak berbahaya sebagai “vector” untuk mengangkut gen dari virus sasaran – dalam hal ini virus baru corona – ke dalam sel manusia, sehingga mendorong respons kekebalan untuk melawan virus yang sebenarnya. [lt/jm]

XS
SM
MD
LG