Tautan-tautan Akses

Ilmuwan Dorong Diagnosa Dini Radang Sendi


Perempuan tiga kali lebih mungkin terkena radang sendi dibandingkan laki-laki.
Perempuan tiga kali lebih mungkin terkena radang sendi dibandingkan laki-laki.

Peneliti yang mencermati pendekatan intervensi awal ini mengatakan, pencegahan merupakan cara terbaik untuk menghentikan kerusakan utama yang disebabkan radang sendi.

Rheumatoid arthritis atau radang sendi adalah penyakit autoimun dimana tubuh menyerang sendi-sendinya sendiri, menimbulkan rasa sangat nyeri, pembengkakan dan kurangnya mobilitas.

Penyakit ini telah melumpuhkan jutaan orang di seluruh dunia, tetapi diagnosa cepat dan dini pada pasien memberdayakan dokter untuk memperlambat atau malahan menyembuhkan penyakit tersebut.

Sue Arnott menderita radang sendi sejak gejala pertama yang dirasakannya ketika ia berusia 22 tahun.

“Pertama hanya terjadi satu kali. Saya sedang tidur dengan nyaman ketika terbangun dan menangis karena pergelangan tangan saya terasa sangat sakit," ujarnya.

Sejak saat itu Arnott telah melakukan empat kali penggantian lutut, sejumlah operasi di pergelangan tangan dan kaki, dan kini sedang menunggu operasi penggantian pinggul yang kedua.

Tetapi contoh jaringan yang diambil dari perempuan yang menderita gejala-gejala awal radang sendi, bisa membantu peneliti untuk mengobati secara cepat dan lebih awal penyakit ini sebelum kondisi pasien memburuk.

“Melihat jaringan, meninjau histologi, mikrobiologi, foto-foto rontgen dan menggabungkannya sebagai sebuah patotipe, yaitu kumpulan fitur-fitur ini, seperti yang biasanya dilakukan pada kanker payudara. Ada diagnosa jaringan, pemindaian dan kemudian pengobatan yang disesuaikan dengan jenis kanker yang Anda derita. Hal yang sama kita lakukan di sini," ujarnya.

Haley Rose juga seorang pasien radang sendi. Ia didiagnosa ketika berusia 24 tahun. Ibunya juga mengidap penyakit ini, tetapi berkat intervensi lebih awal Haley berhasil melawan penyakit ini lewat perawatan yang agresif.

“Saya tahu bahwa saya senantiasa diawasi. Jadi begitu ada pembengkakan, begitu saya merasa gejalanya memburuk, saya bisa datang ke rumah sakit dan dirawat. Masalahnya bagi ibu saya adalah ia tidak dirawat lebih awal dan agresif, padahal pada masa-masa awal itu kerusakan sendi paling parah berlangsung," karanya.

Peneliti yang mencermati pendekatan intervensi awal ini mengatakan, pencegahan merupakan cara terbaik untuk menghentikan kerusakan utama yang disebabkan radang sendi.

“Ini adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan untuk banyak penderita setelah berpuluh-puluh tahun penelitian. Saya berpendapat, menyembuhkan pasien yang menderita radang sendi adalah sasaran yang hendak dicapai banyak peneliti, tetapi sejauh ini belum tercapai," katanya.

"Berusaha mencegah orang mengidap radang sendiri merupakan strategi lain guna mengatasi kondisi yang kronis ini, dan saya rasa ini merupakan sebuah jalur penelitian yang sangat menarik.” [em/jm]

XS
SM
MD
LG