Tautan-tautan Akses

IFJ: 45 Wartawan Tewas Selama Tahun 2021


Para aktivis pendukung kebebasan pers di Hong Kong menggelar aksi demo di luar gedung pengadilan di kota tersebut, pada 22 April 2021. (Foto: AP/Kin Cheung)
Para aktivis pendukung kebebasan pers di Hong Kong menggelar aksi demo di luar gedung pengadilan di kota tersebut, pada 22 April 2021. (Foto: AP/Kin Cheung)

Federasi Wartawan Internasional (IFJ) pada Jumat (31/12) mengatakan 45 wartawan tewas di seluruh dunia selama tahun 2021, di mana angka tersebut merupakan “salah satu jumlah kematian terendah” yang dicatat dibanding tahun berapa pun.

Angka itu berbeda tipis dengan angka yang diberikan badan pengawas media lainnya, Reporters Without Borders (RSF), yang dua minggu lalu menyebut terdapat 46 pembunuhan wartawan selama 2021; angka terendah sejak organisasi tersebut memulai penghitungannya pada 1995.

“Meskipun penurunan ini adalah berita baik, namun ini hanyalah kenyamanan kecil dalam (masalah) aksi kekerasan (terhadap wartawan) yang terus berlanjut,” demikian petikan pernyataan IFJ yang berkantor di Brussels.

Korban pembunuhan itu mencakup sembilan wartawan yang tewas di Afghanistan, yang merupakan jumlah tertinggi yang ada dalam satu negara. Meksiko sendiri mencatat terdapat delapan wartawan yang tewas selama 2021, sedangkan India dan Pakistan masing-masing mencatat empat and tiga kematian wartawan pada tahun yang sama.

IFJ mengatakan para pekerja media “lebih sering dibunuh karena mengungkap korupsi, kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan di komunitas, kota dan negara mereka.”

Menurut hitungan kelompok itu, wilayah Asia-Pasifik – yang mencakup Afghanistan – adalah yang paling mematikan karena terdapat 20 pembunuhan wartawan terjadi di kawasan ini. Disusul Amerika dengan 10 pembunuhan, Afrika dengan delapan pembunuhan, dan Eropa dengan enam pembunuhan. Sementara Timur Tengah dan negara-negara Arab dengan masing-masing mencatat satu pembunuhan. Laporan ini juga menyebutkan kematian dua wartawan dalam “kecelakaan mematikan” di Iran.

Sementara “risiko yang terkait dengan konflik bersenjata telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir ini” karena lebih sedikit wartawan yang dapat melaporkan langsung dari lapangan.

Laporan itu juga menambahkan bahwa “ancaman geng kejahatan dan kartel narkoba di daerah-daerah kumuh di Meksiko hingga jalan-jalan kota Eropa seperti di Yunani dan Belanda terus meningkat.”

Sekretaris Jenderal IFJ Anthony Bellanger menekankan dukungan organisasinya untuk konvensi PBB tentang perlindungan wartawan guna “memastikan akuntabilitas atas pembunuhan wartawan.”

Angka yang disampaikan IFJ sedikit berbeda dengan RSF, yang menghitung tujuh wartawan tewas di Meksiko, enam di Afghanistan, dan masing-masing empat kasus di Yaman dan India. [em/rs]

XS
SM
MD
LG