Tautan-tautan Akses

Konflik dan Kekerasan Meningkat, ICRC Minta Dana $1,68 Miliar


Presiden ICRC, Peter Maurer (kanan) saat bertemu Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus (foto: dok). Suriah adalah tempat operasi ICRC terbesar.
Presiden ICRC, Peter Maurer (kanan) saat bertemu Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus (foto: dok). Suriah adalah tempat operasi ICRC terbesar.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) minta dana 1,68 miliar dolar untuk membantu jutaan orang yang hidupnya terkoyak akibat konflik bersenjata dan kekerasan.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan banyaknya konflik dan kekerasan, khususnya di Timur Tengah dan Afrika mengancam stabilitas regional dan membahayakan prospek pembangunan negara-negara miskin.

Badan kemanusiaan yang bermarkas di Swiss itu mengatakan bentuk konflik-konflik bersenjata mengalami perubahan. Pimpinan ICRC Peter Maurer mengatakan berbagai jenis krisis baru muncul, dalam kombinasi baru dan seringkali berdampak regional.

"Kita tidak lagi dalam situasi di mana ada perbedaan jelas antara konflik bersenjata internal dan internasional di mana ada garis-garis medan pertempuran dan posisi-posisi yang jelas di hadapan kita. Kita melihat konflik bersenjata internasional dan internal, kekerasan kriminal, dan kekerasan antarmasyarakat, muncul diri dalam konteks yang sama," ujar Maurer.

Kantor pusat Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jenewa, Swiss.
Kantor pusat Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jenewa, Swiss.

Maurer mengatakan konflik di Suriah sejak lama tidak lagi dipandang sebagai perang saudara. Konflik itu menjadi krisis regional yang mencakup Irak, Lebanon dan Yordania. Ia mengatakan ekstremisme memperdalam sebagian konflik yang sedang berlangsung, yang menyebabkan peningkatan prilaku kekerasan.

"Dua ratus ribu orang telah tewas sejak awal konflik di Suriah, 9.200 warga sipil telah tewas sejak awal tahun ini di Irak. Suriah dan Irak telah menjadi pusat kekacauan regional dan global," tambahnya.

Suriah adalah tempat operasi ICRC terbesar disusul Sudan Selatan, Afghanistan, Irak, Somalia, Republik Demokratik Kongo, Israel dan wilayah pendudukannya, Mali, Republik Afrika Tengah dan Ukraina.

Pimpinan ICRC, Maurer menambahkan bahwa konflik dan kekerasan tidak hanya merenggut korban jiwa manusia, namun juga menghentikan pembangunan. Ia juga mengatakan, sangat menyedihkan menyaksikan bagaimana kemajuan kecil yang dicapai di beberapa negara miskin yang dilanda konflik miskin, hancur. Dia mengatakan sistem kesehatan, air dan sanitasi dan lingkungan dikacaukan oleh kekerasan.

Mengingat peningkatan bahaya konflik, Palang Merah Internasional berencana untuk memusatkan perhatian yang lebih besar untuk melindungi orang-orang terjebak dalam konflik. Tapi ICRC mengatakan akan terus memprioritaskan bantuan kesehatan, khususnya perawatan bedah bagi orang-orang yang cedera.

XS
SM
MD
LG