Tautan-tautan Akses

Hujan Lebat di Korsel Akibatkan Banjir dan Tanah Longsor


Penduduk di Cheorwon, Korea Selatan, membersihkan lumpur yang terbawa banjir akibat hujan lebat yang melanda kawasan tersebut, 6 Agustus 2020.
Penduduk di Cheorwon, Korea Selatan, membersihkan lumpur yang terbawa banjir akibat hujan lebat yang melanda kawasan tersebut, 6 Agustus 2020.

Hujan lebat berhari-hari mengguyur Korea Selatan, menutup beberapa ruas jalan raya, kata para pejabat. Pihak berwenang mengeluarkan peringatan banjir - sesuatu yang jarang dilakukan – pada hari Kamis, di dekat sebuah jembatan penting di kota Seoul.

Kantor Pengendalian Banjir Sungai Han menyatakan peringatannya yang dikeluarkan untuk daerah di dekat salah satu jembatannya itu adalah yang pertama dilakukan sejak 2011.

Kantor berita Yonhap melaporkan Sungai Han mencapai rekor ketinggian permukaan, 11,3 meter, menenggelamkan Jembatan Jamsu yang menghubungkan bagian-bagian selatan dan utara Seoul.

Sungai yang meluap airnya juga memaksa kantor pengendalian banjir untuk menutup akses ke jalan-jalan di pinggir sungai di kawasan Yeouido, Seoul, dan daerah-daerah lainnya. Para pejabat menyatakan taman-taman di pinggir sungai juga kebanjiran.

Hujan berhenti di dekat jembatan Sungai Han itu pada Kamis malam, tetapi peringatan banjir masih berlaku, sebut kantor tersebut.

Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan menyatakan tanah longsor dan banjir menewaskan 16 orang, menyebabkan 11 orang hilang, dan sedikitnya 1.600 orang mengungsi dari rumah mereka.

Yonhap melaporkan di provinsi-provinsi yang paling terpukul, lebih dari 5.000 rumah dan fasilitas dikabarkan kebanjiran atau rusak. Lebih dari 8.000 hektare lahan pertanian juga digenangi air. [uh/ab]

POLAND PRESIDENT

Presiden Polandia Duda Mengawali Masa Jabatan ke-2

Presiden Polandia yang berhaluan konservatif, Andrzej Duda, telah diambil sumpahnya untuk masa jabatan ke-dua di hadapan para anggota parlemen.

Sebagian besar legislator oposisi dan sejumlah mantan pemimpin tidak menghadiri upacara hari Kamis itu, karena pembatasan-pembatasan terkait COVID-19 dan untuk menunjukkan ketidaksetujuan terhadap apa yang mereka katakan sebagai diabaikannya konstitusi oleh Duda pada masa jabatan pertamanya, dan penerimaan Duda yang hampir sepenuhnya terhadap kebijakan-kebijakan partai sayap kanan yang berkuasa, yang membuat Polandia berselisih dengan para pemimpin Uni Eropa.

Dalam pidato di parlemen seusai dilambil sumpah jabatannya, Duda mengatakan Polandia harus memperkuat hubungan Eropa-Atlantik dan bekerja sama dengan sekutu-sekutu NATO, khususnya AS.

Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Polandia mengumumkan AS akan membangun kehadiran militer permanen di Polandia dengan menempatkan sekitar 1.000 tentara.

Banyak kursi bagi anggota oposisi kursi, kecuali bagi beberapa anggota yang mengenakan baju dan masker dalam warna-warni pelangi dan mengangkat salinan konstitusi Polandia pada akhir pidato Duda.

Duda meraih 51,03 persen suara dalam pemilu putaran ke-dua 12 Juli lalu sementara penantangnya, Wali Kota Warsawa yang berhaluan liberal,

Rafal Trzaskowski, meraih 48.97 persen suara. [uh/ab]

COVID MAIN

Fauci: Virus Corona Tidak Akan Pernah Bisa Lenyap

Pakar penyakit menular terkemuka di AS menyatakan dunia tidak akan pernah dapat memberantas virus corona yang telah menjangkiti 18,8 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 700 ribu kematian.

Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters hari Rabu, Dr. Anthony Fauci, Kepala Institut Nasional bagi Alergi dan Penyakit Menular (NIAI), mengatakan, alasan virus itu tidak akan pernah lenyap adalah karena sifatnya yang “sangat mudah menular.” Tetapi Dr. Fauci mengatakan bahwa dengan “kombinasi vaksin yang baik dan perhatian terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat, saya pikir kita akan dapat mengatasi ini.”

Fauci memprediksi dunia akan dapat mengendalikan virus itu setelah tahun mendatang, dan mengatakan ia “optimistis secara berhati-hati” bahwa ketika itu akan ada vaksin efektif yang disetujui.

“Kita kemungkinan besar akan memiliki mungkin puluhan juta dosis pada awal tahun depan,” kata Fauci. “Tetapi sementara kita memasuki tahun 2021, para pembuat vaksin memberitahu bahwa mereka akan memiliki ratusan juta dan kemungkinan besar satu miliar dosis pada akhir 2021. Jadi menurut saya prosesnya bergerak dengan cukup cepat.”

Pandangan Fauci mengenai vaksin baru COVID-19 bersamaan dengan pengumuman perusahaan farmasi raksasa AS Johnson and Johnson bahwa perusahaan itu mencapai kesepakatan dengan pemerintah AS untuk menyediakan 100 juta dosis vaksin virus coronanya, dalam kesepakatan bernilai lebih dari 1 miliar dolar. Perusahaan itu diperkirakan akan memulai uji coba tahap akhir pada manusia terhadap vaksin eksperimentalnya pada bulan September. Johnson and Johnson akan bergabung dengan tiga perusahaan bioteknologi berbasis di AS lainnya yang juga sedang dalam pengujian Tahap 3. Ketiganya adalah Novavax, prakarsa gabungan antara Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech, serta upaya gabungan antara Moderna dan NIAI.[uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG