Tautan-tautan Akses

Hilangnya Anak Rohingya Picu Kekhawatiran Perdagangan Manusia


Salah satu sumber LSM memperkirakan sekitar 150 anak-anak Rohingya telah melakukan perjalanan dari Myanmar ke Bangladesh tanpa ditemani. (J. Owens / VOA)
Salah satu sumber LSM memperkirakan sekitar 150 anak-anak Rohingya telah melakukan perjalanan dari Myanmar ke Bangladesh tanpa ditemani. (J. Owens / VOA)

Kasus hilangnya anak-anak pengungsi Rohingya di Bangladesh meningkatkan kekhawatiran anak-anak itu diculik jaringan perdagangan manusia di kawasan itu.

Dalam tujuh bulan terakhir sekitar 70 ribu warga Rohingya melarikan diri dari pembantaian militer di negara asal mereka Myanmar dan ada keprihatinan pengungsi yang baru tiba khususnya menjadikan mereka rentan dari penculikan dan eksploitasi.

Sementara itu kehadiran anak-anak tanpa orang dewasa dan situasi tidak punya kewarga negaraan pengungsi Rohingya bisa berarti masalah itu tidak dilaporkan.

Ketika Rashida mengingat anak laki-lakinya Mohammad usia 10 tahun, ia teringat keingin tahuannya anak itu akan dunia yang lebih luas.

“ia biasanya membaca koran apa saja, potongan koran yang bisa ia dapatkan” kata Rashida dengan mata berkaca-kaca.

“Ia anak yang berbakat bahkan sedikit nakal”.

Rashida mengatakan kepada VOA bahwa suaminya tewas tertembak selama serangan yang dilancarkan militer Myanmar dalam pengepungan di negara bagian Rakhine, Myanmar utara yang menjadi tempat tinggal minoritas Muslim Rohingya di negara itu.

Pengepungan itu menyusul serangan oleh pemberontak Rohingya yang menewaskan sembilan polisi bulan Oktober lalu. Sejak itu ada tuduhan luas pemerkosaan dan pembunuhan sebagai bagian dari serangan lebih luas terhadap warga sipil Rohingya tuduhan yang disangkal pemerintah Myanmar.

Seperti banyak warga Rohingya lainnya, Rashida melarikan diri dan sampai di kamp Kutapalong dekat perbatasan dengan Myanmar di distrik Cox bazar di Bangladesh.

Ia kemudian mengirim anak laki-lakinya untuk belajar di sekolah agama di dekatnya sementara anak perempuannya usia 7 tahun Hosneara tetap bersamanya di kamp.

Sebulan lalu ia mendapat kabar yang mengatakan Muhammad hilang, tidak pernah kembali ke sekolah itu setelah pergi mencari makan.

Semua upaya untuk mencari tahu apa yang terjadi sejauh ini gagal. Rashida hanya memiliki koper dengan pakaian anak laki-lakinya terlipat rapi dan photo anak laki-laki itu dan saudara perempuannya. [my/al]

XS
SM
MD
LG