Tautan-tautan Akses

Hebe de Bonafini, Ibu yang Menentang Kediktatoran Argentina, Wafat Pada Usia 93


Hebe de Bonafini, aktivis HAM sekaligus pendiri gerakan Para Ibu Plaza de Mayo, tiba di Plaza de Mayo, Buenos Aires, Argentina, pada 29 November 2019 untuk mengikuti sebuah aksi protes. (Foto: Reuters/Agustin Marcarian)
Hebe de Bonafini, aktivis HAM sekaligus pendiri gerakan Para Ibu Plaza de Mayo, tiba di Plaza de Mayo, Buenos Aires, Argentina, pada 29 November 2019 untuk mengikuti sebuah aksi protes. (Foto: Reuters/Agustin Marcarian)

Hebe de Bonafini, salah seorang pendiri Para Ibu Plaza de Mayo yang ikonik dan juga aktivis HAM Argentina, meninggal pada Minggu (20/11) dalam usia 93 tahun. Ia pernah berjuang menentang pelanggaran HAM yang dilakukan selama kediktatoran militer di negaranya pada era 1970-an dan 1980-an.

Bonafini menjadi salah seorang aktivis HAM paling terkemuka di Argentina ketika ia dan 13 perempuan lain mulai mencari anak-anak mereka yang diculik oleh pasukan keamanan selama kediktatoran itu.

Ia meninggal pada Minggu (20/11) pagi, kata puterinya dalam pernyataan.

Ia kehilangan dua putera semasa "Perang Kotor" di mana sekitar 30.000 aktivis oposisi, akademisi, dan pembangkang politik hilang atau diculik. Kedua puteranya tidak pernah ditemukan dan diduga tewas.

Sejak melakukan aksi protes pertama kali pada 30 April 1977, Para Ibu Plaza de Mayo memainkan peranan penting dalam membela HAM di negara itu. Mereka dikenal lewat syal putih yang mereka kenakan setiap melakukan aksi pawai mingguan di ibu kota, Buenos Aires. Kelompok itu mendapat ancaman kematian dan sebagian bahkan diculik dan dibunuh.

"Mereka menangkapi kami, mereka memukuli kami, kami pakai wig agar tidak dikenali," kata Bonafini kepada Reuters pada 2007.

Tapi 40 tahun setelah aksi pertama mereka, Para Ibu Plaza de Mayo terus menjadi simbol kekuatan di negara Amerika Selatan itu, dan terus mengadakan perkumpulan untuk mencari keadilan.

"Pemerintah dan rakyat Argentina mengakui dirinya sebagai simbol internasional untuk mencari memori, kebenaran dan keadilan bagi 30.000 orang yang hilang," kata kantor Presiden Alberto Fernandez dalam pernyataan. [vm/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG