Tautan-tautan Akses

Hari Kependudukan Dunia Fokus Pada Keluarga Berencana


Jumlah penduduk dunia mencapai 7 miliar dan setiap hari bertambah setengah juta. (Photo: VOA)
Jumlah penduduk dunia mencapai 7 miliar dan setiap hari bertambah setengah juta. (Photo: VOA)

Laporan PBB terakhir menunjukkan 222 juta perempuan di dunia yang ingin menghindari dan menunda kehamilan tidak punya akses kontrasepsi.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjadikan 11 Juli sebagai Hari Kependudukan Dunia 2012, dan penekanan tahun ini adalah pada akses kesehatan reproduksi. Menurut badan dunia tersebut, jumlah perempuan di negara-negara termiskin yang ingin menggunakan kontrasepsi namun tidak dapat, naik sebesar sembilan juta.

Jumlah penduduk dunia telah mencapai tujuh miliar, dan setengahnya berusia di bawah 25 tahun.

“Penduduk dunia bertambah setengah juta setiap hari, dan tentu saja, planet ini tidak tumbuh besar,” kata John Seager, presiden Population Connection (Koneksi Populasi), sebuah organisasi yang mempromosikan stabilitas jumlah penduduk.

Seager mengatakan bahwa para perempuan harus bisa menentukan ukuran keluarganya dan jika mereka bisa, biasanya mereka memilih untuk memiliki lebih sedikit anak. Sayangnya, laporan PBB baru-baru ini menunjukkan bahwa 222 juta perempuan di dunia yang ingin menghindari atau menunda kehamilan tidak punya akses terhadap pengaturan kelahiran. Dan jumlah perempuan yang tidak menggunakan kontrasepsi di negara-negara termiskin di dunia naik selama lebih dari empat tahun terakhir.

Dua dari negara-negara tersebut adalah Pakistan dan India.

Ilhaam Jaffer datang ke Amerika Serikat dari Pakistan saat masih bayi. Ibunya asal Pakistan sementara ayahnya orang India. Ia mengatakan bahwa pembicaraan mengenai pengaturan kelahiran di negara-negara asal orangtuanya seringkali merupakan tabu untuk alasan-alasan keagamaan dan budaya.

“Jika seorang perempuan hamil tanpa direncanakan, di dalam pikirannya, pendidikan dan karir serta hal-hal lainnya akan menjadi prioritas terakhir,” ujar Jaffer.
Ia menambahkan bahwa hal itu akan membentuk masyarakat dengan ibu-ibu muda yang memiliki kemampuan mendapat penghasilan lebih rendah dan pada akhirnya akan mempengaruhi ekonomi nasional.

Negara miskin lainnya yang berpenduduk banyak adalah Ethiopia. Mahala Dejene datang ke Amerika Serikat dua tahun yang lalu dan mengatakan bahwa program keluarga berencana di Ethiopia membaik sekarang.

“Sebelumnya, setiap tahun orang akan mempunyai anak. Sekarang masyarakat mengontrol bayi dan keluarganya,” ungkap Dejene.

PBB mengimbau adanya akses universal untuk kesehatan reproduksi pada 2015. Ilhaam Jaffer mengatakan ia tahu kunci ke arah itu.

”Solusi satu-satunya adalah mengedukasi perempuan. Jika Anda mendidik perempuan, Anda mendidik seluruh keluarga,” ujar Jaffer.
XS
SM
MD
LG