Tautan-tautan Akses

Harga Saham Dunia Anjlok Setelah Inggris Keluar dari Uni Eropa


Grafik yang menunjukkan penurunan tajam indeks saham Belanda (AEX) menyusul keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, di Amsterdam, Belanda (24/6). (AP/Peter Dejong)
Grafik yang menunjukkan penurunan tajam indeks saham Belanda (AEX) menyusul keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, di Amsterdam, Belanda (24/6). (AP/Peter Dejong)

Standard and Poor’s mengatakan peringkat kredit Inggris kemungkinan akan diturunkan, dan lembaga Fitch menyebut Brexit sebagai hal yang akan merugikan Inggris.

Harga-harga saham dunia jatuh tajam, harga minyak turun dan nilai mata uang ponsterling anjlok ke tingkat terendah dalam tiga dasawarsa setelah rakyat Inggris memutuskan untuk keluar dari uni Eropa.

Para investor yang khawatir berusaha menyelamatkan uang mereka dengan memborong emas dan surat-surat berharga pemerintah.

Indeks saham penting Amerika turun 3,3 persen pada penutupan bursa hari Jumat (24/6). Saham-saham di Eropa juga jatuh. Indeks saham penting Inggris turun 3 persen dan indeks saham Perancis jatuh 8 persen.

Kantor berita Bloomberg memperkirakan, saham-saham Asia mengalami kerugian US$700 milyar hari Jumat. Harga-harga saham di Tokyo jatuh tajam sehingga para pejabat menghentikan perdagangan sebentar untuk menenangkan situasi.

Badan-badan pemeringkat kredit mengatakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan merugikan perekonomian Inggris. Moody’s mengatakan keluarnya Inggris dari uni Eropa yang disebut Brexit mengisyaratkan akan terjadi ketidakpastian untuk jangka panjang dan akan memberatkan perekonomian dan kekuatan keuangan Inggris.

Standard and Poor’s mengatakan peringkat kredit Inggris kemungkinan akan diturunkan, dan lembaga Fitch menyebut Brexit sebagai hal yang akan merugikan Inggris.

Hal Scott, profesor ilmu hukum di Universitas Harvard mengatakan tatanan ekonomi di Inggris telah berubah, tapi tidak akan menyebabkan resesi, kecuali kalau terjadi kepanikan yang tidak berdasar. Ia memperkirakan kegoncangan pasar yang sekarang ini akan berlangsung untuk beberapa waktu ke depan.

Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mendesak Inggris dan Eropa supaya merundingkan hubungan ekonomi yang baru “semulus mungkin”. Katanya, IMF menyambut langkah-langkah yang diumumkan Inggris dan bank-bank sentral Eropa untuk menjamin bank-bank agar terus bisa memberikan pinjaman. [ii/ps]

XS
SM
MD
LG