Tautan-tautan Akses

Harga Minyak Terkoreksi Jelang Putusan Trump Terkait Nuklir Iran


Seorang pekerja berjalan di fasilitas minyak mentah di lapangan minyak Azadegan milik Iran di barat daya Tehran, 15 April 2008.
Seorang pekerja berjalan di fasilitas minyak mentah di lapangan minyak Azadegan milik Iran di barat daya Tehran, 15 April 2008.

Harga minyak turun dari level tertinggi selama 3-1/2 tahun, Selasa (8/5), karena para investor menunggu pengumuman apakah AS akan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, Reuters melaporkan.

Bila Trump memutuskan AS mundur dari perjanjian bersama dengan beberapa negara mengenai program nuklir Iran, ekspor minyak negara tersebut bisa terganggu. Hal ini bisa makin mengurangi pasokan minyak di pasar yang sudah kembali seimbang setelah dibanjiri kelebihan stok selama beberapa tahun terakhir.

Harga minyak mentah berjangka Amerika, West Texas Intermediate, turun 73 sen atau 1 persen menjadi $70 per barel. WTI sempat turun di bawah $70 per barel, meski Senin (7/5) bertengger di atas $70 untuk pertama kali sejak November 2014.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 63 sen atau 0,8 persen ke $75,54 per barel. Pada perdagangan sebelumnya, Brent sempat melonjak 1,7 persen ke $76,17 per barel.

Presiden Donald Trump mengatakan pada Senin akan mengumumkan keputusan tentang program nuklir Iran pada hari ini, Selasa, atau empat hari lebih awal dari batas waktu.

Baca: Trump Akan Segera Umumkan Keputusan Soal Nuklir Iran

Menurut analis Barclay Research dalam sebuah laporan, ada dua kemungkinan dalam pengumuman hari ini, yaitu Trump kemungkinan akan mengumumkan dia tidak memperbarui pencabutan sanksi atau menegaskan kembali tentangannya terhadap perjanjian tersebut.

Bila Trump menolak memperbarui pencabutan sanksi, penjualan minyak Iran bisa berkurang banyak dalam enam bulan, kata Barclay Research.

Analis dari RBC Capital Markets mengatakan bila AS mundur dari perjanjian, ekspor minyak Iran bisa berkurang sebanyak 200 ribu-300 ribu barel per hari. Namun kalangan pejabat Iran mengatakan negara tersebut akan tetap membangun industri minyaknya meski AS keluar dari perjanjian. [ft/au]

Recommended

XS
SM
MD
LG