Tautan-tautan Akses

Harga Minyak Naik setelah Situasi di AS dan China Tunjukkan Perkembangan


Sebuah stiker bertuliskan minyak mentah di sisi tangki penyimpanan di Permian Basin di Mentone, Loving County, Texas, AS, 22 November 2019. (Foto: REUTERS/Angus Mordant)
Sebuah stiker bertuliskan minyak mentah di sisi tangki penyimpanan di Permian Basin di Mentone, Loving County, Texas, AS, 22 November 2019. (Foto: REUTERS/Angus Mordant)

Harga minyak melambung lebih tinggi dari posisi terendah yang tercatat dalam beberapa bulan terakhir karena minat investor membaik. Kondisi tersebut terjadi menyusul adanya pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dan data mengenai ekspor China, yang meredakan kekhawatiran akan terjadinya resesi global.

Kedua harga minyak tersebut ditutup lebih tinggi pada hari Jumat menyusul adanya pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat pada bulan Juli. Pada hari Minggu, China juga mengejutkan pasar dengan pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dari perkiraan.

China, importir minyak mentah utama dunia, mengimpor 8,79 juta barel per hari (bph) minyak mentah pada Juli, naik dari level terendah yang tercatat sebelumnya pada Juni. Impor di bulan Juni mereupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir. Namun volume tersebut masih 9,5 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya, menurut data bea cukai.

Bisnis kilang China memilih untuk memangkas stoknya meski harga minyak mentah tinggi dan margin domestik yang lemah bahkan ketika ekspor keseluruhan negara itu mendapatkan momentum.

Melihat permintaan bensin AS yang lebih rendah, serta penerapan strategi nol-COVID China yang semakin menghambat pemulihan ekonomi, ANZ menurunkan perkiraan permintaan minyaknya untuk tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 300.000 bph dan 500.000 bph.

Permintaan minyak untuk 2022 saat ini diperkirakan akan naik 1,8 juta barel dibandingkan tahun sebelum dan berhenti di level di 99,7 juta barel per hari, sedikit di bawah level tertinggi sebelum pandemi, kata bank tersebut.

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG