Tautan-tautan Akses

Harapan Baru bagi Pasien Gagal Ginjal


Irma Hendricks diambil darahnya di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania di Philadelphia, pada 6 Oktober 2016. Hendricks menerima transplan ginjal dari seorang donor yang menderita hepatitis C.
Irma Hendricks diambil darahnya di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania di Philadelphia, pada 6 Oktober 2016. Hendricks menerima transplan ginjal dari seorang donor yang menderita hepatitis C.

Ribuan penderita gagal ginjal kemungkinan akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dengan pencangkokan ginjal, tetapi berisiko mengidap penyakit baru yang mematikan. Sebagian pasien dan dokter mengatakan lebih baik terjangkit penyakit yang bisa dikendalikan daripada meninggal ketika menunggu ginjal yang sehat.

Bagi hampir 100.000 orang di AS, menemukan donor ginjal yang cocok adalah satu-satunya harapan agar bisa kembali ke kehidupan normal tanpa cuci darah beberapa kali seminggu. Tetapi hanya ada sekitar 17.000 ginjal sehat yang tersedia setiap tahun. Sekitar 4 persen pasien dalam daftar tunggu transplantasi ginjal meninggal dunia setiap tahun sebelum sempat menerima ginjal baru.

Para dokter mengatakan jumlah ginjal yang tersedia bisa ditambah, tapi dengan risiko tambahan.

Dr. Peter Reese dari Universitas Pennsylvania menjelaskan, “Kami memberi mereka kesempatan menjalani transplantasi, tetapi kami juga harus merawat mereka akibat infeksi baru yang tadinya tidak ada. Jadi itu dilemanya.”

Dalam eksperimen baru yang dilakukan secara gabungan oleh Universitas Pennsylvania dan Universitas Johns Hopkins, para dokter menawarkan transpalantasi ginjal dari donor yang sudah meninggal dunia dan terinfeksi Hepatitis C, penyakit akibat virus yang menyerang hati.

Para pasien yang menerima ginjal semacam itu tidak lagi perlu menjalani cuci darah tapi harus minum obat untuk mengendalikan hepatitis C. Obat-obatan itu tidak murah, dan dalam sejumlah kecil kasus tidak efektif.

Setelah berkonsultasi panjang lebar dengan dokter mengenai segala efek samping dari prosedur itu, sebagian pasien menerima risikonya. Salah seorang diantaranya adalah Irma Hendricks.

“Apabila mereka tidak melakukan studi ini, saya tidak akan berada di sini sekarang. Saya sangat bersyukur,” ujar Irma.

Konsep itu dimungkinkan setelah ada penemuan obat baru yang lebih efektif dan berpotensi mampu menyembuhkan 95% pasien hepatitis C.

Para periset mengatakan apabila uji coba klinis ini terbukti sukses, ratusan ginjal tambahan lainnya akan tersedia untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengidap penyakit ginjal yang tak dapat disembuhkan. [vm/jm]

XS
SM
MD
LG