Penahanan dua pendidik warga Amerika oleh pihak berwenang Korea Utara baru-baru ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah akademi yang didanai orang Kristen di mana mereka mengajar layak beroperasi di negara yang sangat represif itu, di mana pengajaran agama adalah kejahatan serius.
Media pemerintah Korea Utara minggu ini mengukuhkan Kim Hak-song, seorang warga negara Amerika keturunan Tionghoa-Korea, yang bekerja sebagai peneliti pertanian di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang (PUST), ditangkap karena dicurigai melakukan "tindakan bermusuhan" terhadap negara
Seorang dosen akuntansi PUST, Kim Sang Dok, warga Amerika yang juga menggunakan nama Tony Kim, ditangkap pada bulan April atas tuduhan serupa yang kurang jelas di Bandara Internasional Pyongyang.
Tidak jelas apakah kedua warga Amerika ini ditangkap karena berusaha menyebarkan ajaran Kristen di Korea Utara, yang merupakan kejahatan berat dan dianggap sebagai ancaman terhadap otoritas mutlak keluarga Kim. Namun keterkaitan mereka dengan sekolah yang didanai kaum Kristen dan preseden masa lalu Korea Utara untuk menuntut misionaris dengan "tindakan bermusuhan" menunjukkan bahwa alasan aktivitas keagamaan yang tidak sah mungkin digunakan untuk membenarkan penangkapan mereka.
Seorang juru bicara universitas tersebut mengatakan bahwa penangkapan kedua dosen tersebut "tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan PUST." [as]