Tautan-tautan Akses

Gugatan Hukum untuk Selamatkan Anak-anak Australia yang Terdampar di Suriah


Anak-anak berkumpul di luar tenda mereka, di kamp al-Hol, yang menampung keluarga anggota kelompok ISIS, di provinsi Hasakeh, Suriah, 1 Mei 2021. (AP/Baderkhan Ahmad, File)
Anak-anak berkumpul di luar tenda mereka, di kamp al-Hol, yang menampung keluarga anggota kelompok ISIS, di provinsi Hasakeh, Suriah, 1 Mei 2021. (AP/Baderkhan Ahmad, File)

Sekelompok perempuan dan anak-anak Australia yang terdampar di kamp-kamp penahanan di Suriah meluncurkan upaya hukum bersama pada hari Senin untuk dipulangkan.

Ke-17 anak dan sembilan perempuan itu telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mendekam di kamp Al-Hol dan Roj di Suriah Timur Laut yang dikuasai Kurdi, setelah keruntuhan kelompok ISIS pada 2019.

Dalam banyak kasus, warga negara Australia itu adalah istri, putra dan putri militan ISIS, yang memaksa keluarga mereka untuk tinggal di kekhalifahan yang diproklamirkan sendiri oleh kelompok tersebut.

Kelompok bantuan Save the Children Australia (STCA) mengajukan kasus tersebut atas nama perempuan dan anak-anak tersebut, dengan mengatakan bahwa pemerintah "secara moral dan hukum" berkewajiban untuk memulangkan mereka.
"Setelah menghabiskan empat tahun hidup dalam kondisi sulit, gugatan hukum ini bukanlah pilihan pertama warga Australia di Suriah," kata kepala eksekutif STCA Matt Tinkler.

"Setiap hari anak-anak Australia ini ditinggalkan di Suriah adalah hari di mana keselamatan dan kesejahteraan mereka terancam," katanya.

Pada Oktober tahun lalu, pemerintah Australia memulangkan empat perempuan dan 13 anak dari kamp itu.

Tinkler mengatakan awalnya ada harapan bahwa akan ada lebih banyak misi penyelamatan seperti itu dilangsungkan, tetapi harapan itu perlahan memudar karena ketiadaan aksi dari pemerintah.

"Keengganan Australia untuk membawa pulang anak-anak (Australia) yang tertinggal (di Suriah), merupakan sikap memalukan di dunia internasional,” katanya.
Keluarga-keluarga yang berbasis di Australia dari mereka yang masih terjebak di Suriah mengatakan mereka telah menghabiskan empat tahun dengan cemas menunggu untuk dipersatukan kembali.

"Pemulangan Oktober lalu meningkatkan harapan mereka dan kami," kata mereka dalam pernyataan bersama. “Ini menunjukkan bahwa pemerintah dapat memulangkan anggota keluarga kami yang semuanya warga negara Australia, dan kami masih berharap usaha ini berlanjut,” kata mereka.

"Mereka adalah orang yang kita cintai. Mereka orang Australia. Mereka sakit. Mereka dalam bahaya. Kita harus menyelamatkan mereka sekarang," tambah mereka.
Masalah repatriasi telah menjadi perdebatan politik di Australia, di mana partai oposisi konservatif berulang kali menyebutkan alasan keamanan nasional ketika menentang pemulangan tersebut. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG