Tautan-tautan Akses

Gubernur Basra Diusulkan Menjadi Perdana Menteri Irak


Para demonstran melewati pemeriksaan keamanan saat tiba di Lapangan Tahrir dalam demonstrasi di Baghdad, Irak, 25 Desember 2019. (Foto: AP)
Para demonstran melewati pemeriksaan keamanan saat tiba di Lapangan Tahrir dalam demonstrasi di Baghdad, Irak, 25 Desember 2019. (Foto: AP)

Sebuah blok yang didukung Iran di parlemen Irak, Rabu (25/12), mengusulkan gubernur dari provinsi Basra yang kaya minyak, sebagai Perdana Menteri Irak berikutnya, demikian kata dua pejabat. Pencalonan ini langsung ditolak oleh para demonstran Irak yang menginginkan seorang kandidat independen untuk mengambil alih pemerintahan.

Blok Fatah, termasuk pemimpin milisi Unit Mobilisasi Populer, yang didukung Iran, mengusulkan Gubernur Asaas al-Eidani sebagai perdana menteri.

Beberapa jam setelah usulan ini diumumkan, para demonstran turun ke jalan-jalan di beberapa provinsi di Irak selatan, termasuk Basra, dan kota suci Shiah Karbala dan Najaf. Para demonstran menolak pencalonan al-Eidani. Katanya, mereka menginginkan tokoh yang independen untuk jabatan itu.

Menurut ke dua pejabat itu, Presiden Barham Saleh menerima sebuah memorandum dari parlemen yang menyatakan, blok yang didukung Iran itu merupakan yang terbesar di parlemen, dan karena itu punya hak untuk mencalonkan PM berikutnya. Kedua pejabat itu tidak mau disebutkan namanya. [jm/pp]

XS
SM
MD
LG