Tautan-tautan Akses

Gedung Putih Bela Undangan untuk Presiden Filipina yang Kontroversial


Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Fort Bonifacio, Filipina, 4 April 2017. (Foto: dok).
Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Fort Bonifacio, Filipina, 4 April 2017. (Foto: dok).

Gedung Putih, Minggu (30/4) membela undangan Presiden Donald Trump kepada Presiden Filipina untuk berkunjung ke Washington dengan mengatakan perlunya memperkuat aliansi Asia melawan meningkatnya ancaman Korea Utara mengalahkan keprihatinan atas penumpasan berdarah Presiden Rodrigo Duterte di dalam negeri terhadap penyelundupan narkoba,

“Tidak ada ancaman yang lebih besar yang dihadapi negara ini dan kawasan Amerika dari pada apa yang terjadi di Korea Utara,” kata kepala staf Gedung Putih, Reince Preibus dalam wawancara dengan ABC News. “Tidak memandang apakah mereka warga baik atau jahat, yang kita harap akan melakukan lebih baik bagi negara mereka. Kita harus bersatu mengenai Korea Utara," imbuhnya.

Komentar Priebus disampaikan sehari setelah Gedung Putih mengumumkan undangan itu dan hanya beberapa jam setelah juru bicara kepresidenan Filipina mengatakan Trump mengatakan kepada Duterte melalui telepon bahwa ia ingin menjalin “hubungan hangat dan baik”.

Pernyataan Gedung Putih menyebut percakapan antara kedua pemimpin melalui telepon “sangat bersahabat”. Pernyataan itu juga menggambarkan hubungan “sekarang menuju arah yang positif”.

Meski demikian pernyataan itu tidak menyinggung mengenai kontroversi seputar perang terhadap penyelundupan narkoba yang dikecam luas, program yang disertai kekerasan yang membuat prihatin PBB dan sebagian besar kepala negara Barat. [my/al]

XS
SM
MD
LG