Tautan-tautan Akses

Gangguan Kampanye Trump Soroti Pengaruh Politik K-Pop 


Para pendukung Presiden Donald Trump mendengarkan Trump berpidato dalam kampanye di BOK Center, Tulsa, Oklahoma, 20 Juni 2020.
Para pendukung Presiden Donald Trump mendengarkan Trump berpidato dalam kampanye di BOK Center, Tulsa, Oklahoma, 20 Juni 2020.

Sejumlah besar penggemar K-pop dan pengguna aplikasi video TikTok mengaku berperan dalam menyabotase kampanye Presiden Donald Trump pada akhir pekan lalu dengan memesan tiket tanpa berniat datang.

Kampanye Trump akhirnya hanya dihadiri oleh sedikit pendukungnya.

Sebelum kampanye di Tulsa, Oklahoma, yang digadang-gadang sebagai kampanye besar sebelum pemilihan November nanti, ketua kampanye Trump mencuit bahwa telah ada permintaan lebih dari satu juta tiket.

Berbagai unggahan yang viral di TikTok dan Twitter mengungkapkan bahwa rencana untuk memesan tiket secara massal telah beredar selama berhari-hari, meraup ratusan ribu views.

Satu video mendesak para penggemar BTS--salah satu grup K-pop paling populer di dunia dengan lebih dari 21 juta pengikut di Twitter -- untuk ikut serta dalam rencana itu.

Manajer kampanye Trump, Brad Parscale menyalahkan "demonstran radikal" karena "ikut campur" dengan acara kampanye.

Meskipun hampir tidak mungkin untuk memastikan dampak konkret dari kampanye viral itu terhadap berkurangnya kehadiran pendukung dalam kampanye Trump, tindakan tersebut menyoroti tradisi K-pop yang memiliki basis penggemar yang berpartisipasi dalam politik.

Hanya dalam sebulan terakhir, penggemar musik genre pop yang mendunia itu - yang lahir sekitar 25 tahun lalu di Korea Selatan - membungkam cuitan bernada rasial bertagar #WhiteLivesMatter dengan banjir foto-foto artis K-pop. [ps/ft]

XS
SM
MD
LG