Tautan-tautan Akses

Fauci Perkirakan Varian Delta Perburuk Sikon di AS


Sejumlah demonstran anti-vaksin berdemo di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Central Park, New York, 24 Juli 2021. (Foto: David 'Dee' Delgado/Reuters)
Sejumlah demonstran anti-vaksin berdemo di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Central Park, New York, 24 Juli 2021. (Foto: David 'Dee' Delgado/Reuters)

Pakar penyakit menular terkemuka Dr. Anthony Fauci, Minggu (1/8), mengatakan Amerika Serikat (AS) sedang “menderita” dengan perebakan luas varian delta.

Dalam acara “This Week” di stasiun televisi ABC, penasihat medis utama Presiden Joe Biden itu mengatakan “segalanya akan menjadi lebih buruk,” dan menyalahkan jutaan orang yang belum divaksinasi vaksin COVID-19.

Seiring melonjak tajamnya kasus harian baru dalam beberapa minggu terakhir ini, sebagian orang yang belum divaksinasi mengatakan kini mereka mempertimbangkan untuk divaksinasi. Namun, jutaan lainnya mengatakan karena satu dan lain hal mereka tidak berniat untuk divaksinasi, tidak peduli berapa banyak pejabat kesehatan yang mendesak mereka untuk melakukannya.

Fauci, yang hampir setiap hari mendorong warga AS untuk divaksinasi, mengatakan “(vaksinasi) melindungi diri kita agar tidak tidak sakit parah dan mungkin sekarat. Yang tidak divaksinasi memungkinkan perebakan virus ini.”

AS mencatat 70 ribu kasus harian baru virus corona, naik hampir 60 ribu dalam enam minggu terakhir ini, ke tingkat yang tidak terjadi sejak Februari lalu. Perebakan luas ini terutama karena varian delta yang pertama kali ditemukan di India.

Pihak-pihak yang melacak kasus virus corona memperkirakan akan ada sekitar 140 ribu – 300 ribu kasus baru pada akhir Agustus nanti, ketika varian delta meluas dengan cepat di Amerika.

Para ilmuwan mengatakan mereka yang sudah divaksinasi sekali pun masih dapat menyebarkan varian ini. Temuan ini mendorong Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) pekan lalu mengeluarkan pedoman baru terkait COVID-19. CDC mengatakan mereka yang sudah divaksinasi kembali harus mengenakan masker ketika berada di dalam ruangan di sebagian wilayah AS, di mana kasus baru melesat.

Pedoman baru itu dikecam luas sejumlah gubernur dari Partai Republik yang telah melonggarkan pembatasan sosial di negara-negara bagian mereka beberapa bulan ini, dan menentang perintah mengenakan masker atau keharusan vaksinasi.

Biden pekan lalu memerintahkan lebih dari dua juta pegawai federal untuk divaksinasi sebelum kembali bekerja dalam beberapa bulan mendatang, atau harus lebih sering diuji medis untuk membuktikan mereka tidak tertular virus corona.

Gubernur Arizona Doug Ducey menolak arahan CDC.

“Arizona tidak mengizinkan mandat masker, mandat vaksin, paspor vaksin atau diskriminasi di sekolah berdasarkan siapa yang divaksinasi atau tidak. Kami telah menjadikan hal ini sebagai undang-undang dan tidak akan mengubahnya," ujar Ducey.

Ducey mengatakan arahan CDC itu “hanya contoh lain” dari ketidakmampuan pemerintahan Biden untuk mengatasi pandemi COVID-19 secara efektif.

Fauci mengatakan ia tidak setuju dengan pandangan petinggi-petinggi Partai Republik itu bahwa seruan mengenakan kembali masker itu merupakan suatu hal yang berlebihan. Ia menolak keberatan dari mereka yang menolak divaksinasi atau mengatakan kebebasan individu sedang terkikis.

“Kita berada dalam masalah kesehatan yang sangat serius,” tegas Fauci. “Faktanya adalah jika Anda tertular – dan menularkan virus ke orang lain – maka Anda telah melanggar hak individu mereka.” [em/jm]

XS
SM
MD
LG