Tautan-tautan Akses

Evakuasi Helikopter MI-17, TNI Antisipasi Gangguan dari Kelompok Separatis


Lokasi jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Pegunungan Mandala, Papua. (Foto: Kodam XVII/Cenderawasih).
Lokasi jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Pegunungan Mandala, Papua. (Foto: Kodam XVII/Cenderawasih).

Personel TNI telah disiapkan di wilayah Oksibil, untuk mengevakuasi helikopter MI-17 yang jatuh di Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Selain itu TNI juga menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi gangguan keamanan agar proses evakuasi lancar.

Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi kemungkinan gangguan dari kelompok separatis saat proses helikopter TNI AD yang jatuh di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Hal itu untuk memastikan agar evakuasi helikopter MI-17 berjalan lancar. Kendati dalam kurun waktu 20 tahun terakhir tidak ada gangguan keamanan dari kelompok separatis di Pegunungan Bintang.

"Namun demikian, kami tetap menyiapkan personel untuk pengamanan karena jelas arahan dari Pangdam XVII/Cenderawasih utamakan faktor keamanan dan keselamatan bagi personel maupun materiel yang terlibat dalam evakuasi ini. Jadi itu menjadi pertimbangan utama kami," kata Dax saat dihubungi VOA, Rabu (12/2).

Dax menjelaskan, sedikitnya 150 orang bakal dilibatkan dalam proses evakuasi tersebut. Tim evakuasi tersebut terdiri dari personel inti dari Batalion Infanteri Raider 751/Vira Jaya Sakti sebanyak 60 personel. Sebagian personel TNI telah berada di Oksibil, sedangkan sisanya dalam proses pemberangkatan ke wilayah itu.

"Namun untuk supporting-nya mungkin kami juga menyiapkan sampai 80 orang. Mungkin bisa mengembang sampai 150 orang yang kami berdayakan untuk kegiatan (evakuasi) ini," jelasnya.

Bangkai helikopter yang diduga MI-17 milik TNI AD di Pegunungan Bintang, Papua. (Courtesy: TPNPB-OPM)
Bangkai helikopter yang diduga MI-17 milik TNI AD di Pegunungan Bintang, Papua. (Courtesy: TPNPB-OPM)

TNI masih belum bisa memastikan kapan evakuasi helikopter MI-17 akan dilaksanakan. Kata Dax, selama dua hari, pihaknya masih melakukan pematangan informasi untuk merencanakan dan mempersiapkan proses evakuasi helikopter MI-17, termasuk karakteristik medan dan cuaca.

"Jadi kami tidak langsung melakukan evakuasi mengingat medan yang sangat sulit dijangkau dengan karakteristik cukup berat. Lokasi puing helikopter ada di sekitar 11.000 kaki. Tentunya kami harus mempertimbangkan hal-hal khusus yang perlu disiapkan untuk tim evakuasi," ungkap Dax.

Evakuasi Helikopter MI-17, TNI Antisipasi Gangguan dari Kelompok Separatis
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:55 0:00

"Segera mungkin setelah semua matang. Itu wilayahnya jauh dari permukiman, artinya kami harus benar-benar matang jangan sampai kirim orang sampai di sana ada kendala dan tidak tahu menyandar ke mana. Ini harus diperhitungkan matang-matang," tambahnya.

Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengatakan ada upaya negosiasi yang dilakukan pihak keamanan Indonesia dengan para ketua suku adat Oksibil. *Upaya negosiasi itu dilaporkan oleh Papua Intelligent Service.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) saat berada di salah satu kawasan pegunungan Papua.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) saat berada di salah satu kawasan pegunungan Papua.

Menurut laporan PIS, kata Sebby, tujuan negosiasi itu agar TPNPB-OPM tidak melakukan perlawanan ketika proses evakuasi helikopter MI-17 dilaksanakan. Para ketua adat, imbuhnya menginginkan agar perjuangan Papua merdeka melalui jalan damai, yaitu lewat Indigenous Forum di PBB atau West Papua Interest Association (WPIA)

“Setelah koordinasi, kami secara resmi menolak usaha Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang bersama tokoh-tokoh masyarakat dari kelompok WPIA di Oksibil," kata Sebby dalam keterangan resminya kepada VOA.

Lanjut Sebby, perang pembebasan nasional Papua Barat yang sedang diperjuangkan TPNPB tidak akan berhenti.

"Namun perang pembebasan nasional akan berlanjut terus sampai Papua merdeka penuh dari tangan pemerintah kolonial Republik Indonesia," pungkasnya.

Seperti diketahui helikopter MI-17 No Reg HA 5138 dinyatakan hilang pada 28 Juni 2019 setelah hilang kontak saat terbang dari Oksibil menuju Jayapura. Helikopter itu dalam perjalanan pulang setelah menurunkan logistik untuk pos TNI yang berada di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Helikopter MI-17 mengangkut tujuh orang kru dan lima orang prajurit Satgas Yonif 725/Woroagi. Dari pengamatan udara terhadap puing-puing, kuat dugaan bahwa helikopter tersebut menabrak dinding tebing saat cuaca berkabut tebal. [aa/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG