Tautan-tautan Akses

Ethiopia Cari Bantuan untuk Hadapi Kekeringan


Seorang pegawai pemerintah duduk di karung gandum yang disumbangkan oleh AS di pusat distribusi makanan dekat Jijiga, Ethiopia timur, 1 Desember 2009. (Foto: dok. Reuters)
Seorang pegawai pemerintah duduk di karung gandum yang disumbangkan oleh AS di pusat distribusi makanan dekat Jijiga, Ethiopia timur, 1 Desember 2009. (Foto: dok. Reuters)

Musim kering merusak panen para petani di Ethiopia. Sebanyak 85 persen penduduk Ethiopia adalah petani, dan jutaan di antaranya membutuhkan bantuan.

Pemerintah Ethiopia telah membeli sekitar 1 juta ton gandum seharga $ 280 juta yang diperkirakan dapat mencukupi persediaan pangan untuk tiga hingga empat bulan mendatang.

Juru bicara pemerintah Getachew Redda mengatakan pemerintah dapat mengendalikan krisis ini, tetapi juga fokus untuk mengambil langkah yang dapat mengurangi dampak kekeringan.

“Dari sudut pandang strategis,” ujar Reda, “pemerintah akan melanjutkan usaha untuk membangun sumber air bawah tanah dan mekanisme irigrasi karena tidak harus bergantung dengan perubahan cuaca.”

Para ahli yakin berkurangnya curah hujan disebabkan oleh fenomena cuaca El Nino. Siklus hujan berlangsung setiap 10 sampai 12 tahun, namun frekuensi kekeringan dan hujan yang tidak menentu diperkirakan akan meningkat karena perubahan iklim global.

Wagayehu Bekele, direktur iklim Badan Transformasi Pertanian Ethiopia, mengatakan prioritas pemerintah saat ini adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai cuaca agar para petani dapat menyesuaikan jadwal tanam mereka.

“Petani punya kepercayaan tradisional,” kata Bekele. “Mereka tahu kapan menabur, memanen dan mengolah. Tetapi masalah yang dihadapi saat ini kepercayaan tradisional tidak lagi berlaku. Masalahnya, walaupun musim hujan datang lebih cepat, mereka tidak memulai menabur atau menanam. Kenapa? Menurut mereka waktunya tidak biasa untuk menanam.”

Pembaruan praktek tani tradisional adalah solusi jangka pendek. Wagayehu beranggapan fokus pada praktek tani berkelanjutan juga penting.

Pertanian berkontribusi hampir setengah lebih dari produk domestik bruto Ethiopia. Berkurangnya hujan berdampak sangat buruk bagi dataran rendah dan ternak.

Araya Asfaw, direktur Horn of Africa Regional Environment Center and Network, mengatakan informasi mengenai efek perubahan iklim global terbatas di Afrika.

“Model yang dimiliki Afrika tidak cukup bagus karena Afrika tidak memiliki data meteorologi yang cukup untuk memprediksi yang akan terjadi,” Asfaw said. “Kami membutuhkan stasiun meteorologi di berbagai lokasi.”

Isu kekeringan dan kelaparan menjadi topik yang sensitif di Ethiopia sejak krisis kelaparan awal 1980 yang merenggut 400.000 nyawa. Pemerintah mengatakan kekeringan yang terjadi saat ini belum memakan korban, namun delapan juta orang membutuhkan bantuan. PBB memperkirakan angka ini akan berlipat ganda dalam beberapa bulan. [rs/dw]

XS
SM
MD
LG