Tautan-tautan Akses

Eropa Dilanda Kekeringan, Ancam Produksi Hasil Pertanian


Permukaan air Sungai Waal di Druten, Belanda, jauh di bawah tingkat normal akibat kekeringan yang melanda banyak wilayah Eropa dalam musim semi ini.
Permukaan air Sungai Waal di Druten, Belanda, jauh di bawah tingkat normal akibat kekeringan yang melanda banyak wilayah Eropa dalam musim semi ini.

Cuaca kering di wilayah-wilayah Eropa mengancam produksi hasil pertanian utama seperti gandum, pada saat dunia menghadapi harga pangan yang tinggi dan masalah pertanian di wilayah-wilayah lain.

Ramalan cuaca hari Kamis membawa berita baik bagi wilayah-wilayah Prancis, hujan. Namun, di tempat-tempat lain, cuacanya kurang lebih sama, langit cerah dan terang.

Kafe-kafe terbuka dipadati pelanggan. Tetapi, pemerintah Prancis khawatir. Pemerintah mengumumkan pembatasan penggunaan air di sekitar sepertiga wilayah negeri itu. Minggu ini, Menteri Lingkungan Nathalie Kosciusko-Morizet menyebut kondisi itu “gawat”.

Para petani khususnya, prihatin. Petani produk susu Alain Duchemain mengatakan kepada Televisi Prancis sapi-sapi yang digembalanya tidak cukup mendapat rumput. Panen jeraminya sebulan lebih awal dan hasilnya hanya separuh dari biasanya.

Polandia, Austria, beberapa wilayah Jerman selatan dan Inggeris juga mengalami cuaca kering yang tidak biasanya dan suhu musim semi yang tinggi.

Ignacio Perez, analis biji-bijian untuk Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan yang berkantor pusat di Paris, mengatakan musim panen masih jauh. Sementara Eropa memproduksi seperlima produksi gandum dunia, musim kering sejauh ini tidak melanda produsen pertanian Eropa terbesar, Rusia dan Ukraina.

Tetapi, Perez mengatakan musim kering Eropa menjadi keprihatinan dari sudut pandang global.

“Situasinya mengkhawatirkan, tetapi yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah kita sedang mengalami ketidakpastian sehubungan dengan harga pangan yang tinggi dan perkiraan pasokan pangan yang tinggi karena permintaan yang berlebihan akan produk pangan di dunia,” ujarnya.

Bagian-bagian wilayah Kanada dan Amerika mengalami hujan lebat dan banjir, sementara musim kering menyebabkan rendahnya hasil panen di Australia Barat dan Tiongkok. Ini terjadi selagi permintaan global akan hasil panen meningkat dan harga-harga naik.

Kecenderungan ini mungkin akan terus berlangsung, khususnya apabila pemanasan global memainkan peran dalam pola cuaca yang seperti ini, yang menurut Perez adalah penyebab utama.

Lebih lanjut Perez mengatakan, “Jika kita mengamati masalah dunia, masalah ketahanan dan produksi pangan semakin menjadi penting, sehingga kita harus memperbaiki sebagian kebijakan kita.”

Negara-negara Uni Eropa memusatkan perhatian pada perbaikan kualitas produksi pangan dan penghasilan petani. Sekarang, ujar Perez, mereka akan harus berusaha meningkatkan produksi dan melakukan investasi dalam teknologi seperti pengairan untuk menghadapi kekeringan pada masa mendatang.

XS
SM
MD
LG