Tautan-tautan Akses

Eropa Berencana Luncurkan Satelit Bulan


Kantor Badan Antariksa Eropa (ESA) di Darmstadt, 20 Januari 2014. (Foto: Ralph Orlowski/Reuters/arsip)
Kantor Badan Antariksa Eropa (ESA) di Darmstadt, 20 Januari 2014. (Foto: Ralph Orlowski/Reuters/arsip)

Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA), Kamis (20/5), mengungkapkan rencana untuk menempatkan sejumlah satelit yang akan mengorbit di sekitar Bulan. Satelit-satelit itu nantinya mampu membantu misi masa depan ke tetangga terdekat Bumi tersebut.

Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa melalui misi yang dinamai “Moonlight,” itu, ESA akan menawarkan layanan komunikasi dan navigasi bagi negara-negara yang hendak melakukan misi eksplorasi ke Bulan.

Dengan mengandalkan data dari orbit Bulan, badan-badan antariksa nantinya akan mampu mendesain wahana antariksa tanpa harus memiliki perangkat komunikasi dan navigasi yang rumit di dalamnya.

Direktur ESA Paul Verhoef mengatakan hal itu memungkinkan wahana antariksa mempunyai lebih banyak ruang untuk mengangkut muatan lain, dan menghemat biaya untuk setiap misi peluncuran.

Proyek ini dibangun berlandaskan kekuatan ESA, yaitu meluncurkan satelit sebagai penyedia layanan ke pihak ketiga. Lembaga itu memiliki armada satelit observasi di orbit sekitar Bumi yang menyediakan data cuaca, iklim, dan data lain untuk kepentingan publik dan komersial.

ESA juga memiliki konstelasi sejumlah satelit navigasi, dikenal dengan nama Galileo, yang menyediakan data GPS berakurasi tinggi untuk menandingi sistem GPS milik Amerika Serikat.

Namun, proyek ini juga menunjukkan kelemahan ESA. Tidak seperti Amerika Serikat, China, atau India, ESA kurang berambisi untuk melakukan sendiri misi eksplorasi Bulan. ESA lebih memilih bermitra dengan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA) untuk membangun “gerbang bulan” yang berfungsi sebagai pos transit untuk misi ke Bulan di masa depan.

Rencana yang disampaikan ESA pada Kamis (20/5) enandai dua rancangan konsorsium internasional untuk membangun layanan navigasi dan komunikasi bulan yang handal dan terpercaya.

Satelit serupa pertama, yang dinamai “Lunar Pathfinder,” atau Pandu Bulan akan beroperasi pada 2024.

David Parker, direktur eksplorasi manusia dan robotik ESA, mengatakan negara anggota ESA akan menerima proposal resmi tentang konstelasi ini pada tahun depan.

“Jika disetujui, misi ini akan diluncurkan pada awal 2023 agar bisa beroperasi dalam waktu empat atau lima tahun kemudian,” tambah Parker. [er/ft]

XS
SM
MD
LG