Tautan-tautan Akses

Era Baru Jepang Pasca Kaisar Akihito


Putra Mahkota Naruhito (kiri) dan Kaisar Akihito (foto: dok).
Putra Mahkota Naruhito (kiri) dan Kaisar Akihito (foto: dok).

Ketika kekuasaan Kaisar Jepang Akihito berakhir pada akhir April nanti, era baru pun mulai berkuasa. Wartawan VOA Steve Miller melaporkan tentang era baru ketika Putra Mahkota Naruhito naik Tahta Krisan pada 1 Mei nanti.

Kaisar Jepang Akihito akan turun tahta pada 30 April nanti, atau yang kedua dalam hampir satu abad, yang sekaligus mengantarkan Jepang ada era baru.

Mulai 1 Mei nanti era Reiwa dimulai.

Jepang adalah satu-satunya negara di dunia yang masih menggunakan nama untuk menyebut suatu era, hal yang berakar di China.

Di bawah Kaisar Akihito, era saat ini dikenal sebagai era Heisei, yang jika diterjemahkan akan berarti "perdamaian berlaku dimana pun’’ atau ‘’mencapai perdamaian.’’ Era Heisei ini sudah berlangsung selama 30 tahun dan memberi dampak pada kehidupan sehari-hari di Jepang.

Kaisar Akihito dan Ratu Michiko
Kaisar Akihito dan Ratu Michiko

Hampir berakhirnya era Heisei mendorong warga Jepang merefleksikan apa yang terjadi dalam tiga puluh tahun terakhir dan bersiap-siap menyambut masa depan.

Sejumlah nama telah diajukan oleh para ilmuwan, dan satu tim panel telah memilih “Reiwa” sebagai nama era baru mendatang. Era Reiwa ini mengikuti pedoman penamaan tradisional yaitu hanya terdiri dari dua huruf kanji atau karakter Jepang, mudah ditulis dan dibaca, dan tidak menggunakan kata-kata umum.

Karakter yang berpasangan itu jika diterjemahkan kurang lebih berarti dekrit, aturan hukum atau perintah; dan harmoni, kedamaian dan ketenangan.

Menyusul pengumuman hari Senin (1/4), Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan bahwa Reiwa berarti budaya yang diciptakan dan dipelihara oleh orang-orang yang ‘’sangat peduli satu sama lain.’’ Abe menambahkan bahwa ‘’dengan pemilihan nama era baru ini, saya memperbarui komitmen untuk merintis era baru yang akan dipenuhi harapan.’’

Kata Reiwa berasal dari prosa Manyoshu, yang merupakan koleksi atas hampir 4.500 puisi kuno Jepang sejak abad ke delapan yang dibagi menjadi 20 buku.

Ketika mengumumkan nama era baru itu, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan ‘’kami berharap nama era baru ini akan diterima luas oleh masyarakat dan berakar dalam kehidupan kita sehari-hari.’’

Pengumuman yang disampaikan pada 1 April ini merupakan yang ke 284 yang serupa, salah satu rintangan terakhir yang berhasil diatasi Putra Mahkota Naruhito sebelum naik tahta.

Naruhito, yang dilahirkan pada 23 Februari 1960, sempat menempuh pendidikan di Universitas Oxford selama dua tahun setelah meraih gelar sarjana dalam bidang sejarah di Jepang.

Ayahnya, Kaisar Akihito, memulai pemerintahannya pada 8 Januari 1989, atau sehari setelah kematian Kaisar Hirohito, yang setelah meninggal dikenal sebagai Kaisar Showa. (em)

Recommended

XS
SM
MD
LG