Tautan-tautan Akses

Enam Remaja Gugat Uni Eropa Terkait Kebijakan Iklim


Enam remaja Portugal mengajukan gugatan iklim di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg, Prancis hari Rabu (27/9).
Enam remaja Portugal mengajukan gugatan iklim di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg, Prancis hari Rabu (27/9).

Enam remaja memberikan pernyataan di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pada Rabu (27/9). Mereka menilai pemerintah negara-negara di benua itu tidak mengambil tindakan yang cukup untuk melindungi masyarakat dari perubahan iklim.

Dalam pembukaan sidang, Ketua Pengadilan HAM Eropa, Siofra O’Leary mengatakan, “Kasus ini menyangkut pengaduan berdasarkan pasal, 2, 3, 8 dan 14 dalam Konvensi, terkait dengan dampak perubahan iklim yang dianggap oleh para pemohon, menjadi tanggung jawab dari 33 negara-negara responden, dan khususnya terkait fenomena pemanasan global yang mengakibatkan, antara lain, gelombang panas dan kebakaran hutan, yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan para pemohon.”

Ini adalah upaya terbaru dan terbesar dari aktivis yang menyeret pemerintah ke pengadilan, memaksa mereka mengambil kebijakan terkait iklim.

Tim hukum untuk 32 negara, yang mencakup 27 negara anggota Uni Eropa, ditambah Inggris, Swiss, Norwegia, Rusia dan Turki, mempertanyakan diterimanya kasus ini serta klaim bahwa penggugat adalah korban perubahan iklim.

Pengacara Sudhanshu Swaroop, seorang konsultan untuk pemerintah Inggris, mengatakan bahwa pemerintah memahami ancaman perubahan iklim dan tantangannya dan bertekad untuk mengatasinya melalui kerja sama internasional.

“Gugatan ini telah dibawa langsung ke pengadilan tanpa ada upaya untuk meminta, atau setidaknya berupaya keras, menemukan solusi domestik di manapun. Jadi bertentangan dengan prinsip-prinsip cabang kelembagaan, pengadilan di tiap negara telah kehilangan kesempatan untuk memberikan sudut pandang mereka tentang isu-isu yang diangkat oleh gugatan ini, termasuk masalah kebijakan nasional, ekonomi, serta sosial. Dan pengadilan ini telah kehilangan manfaat dari sudut pandang tersebut.”

Dia mengatakan para penggugat seharusnya melalui pengadilan nasional terlebih dahulu, dan menekankan bahwa karena mereka bukan warga negara dari negara-negara yang mereka gugat, selain Portugal, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa tidak dapat memiliki yurisdiksi.

Tetapi pengacara yang mewakili para remaja dan anak-anak Portugal ini mengatakan, negara-negara yang mereka gugat, telah gagal mengatasi pemanasan global yang disebabkan ulah manusia, dan karena itu melanggar beberapa hak dasar kelompok ini.

Para pengunjuk rasa berdiri di luar Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg, Prancis untuk mendukung sidang gugatan enam remaja terkait kebijakan iklim 32 negara Uni Eropa, Rabu (27/9).
Para pengunjuk rasa berdiri di luar Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg, Prancis untuk mendukung sidang gugatan enam remaja terkait kebijakan iklim 32 negara Uni Eropa, Rabu (27/9).

Menyampaikan permohonan atas nama kelompok anak muda ini, pengacara Alison Macdonald mengatakan kepada para hakim, tentang urgensi untuk mengatasi "krisis terbesar yang mungkin dihadapi Eropa dan dunia", dan bahwa mereka harus memainkan peran yang lebih besar dalam membantu mengendalikan emisi akibat pemanasan di planet ini.

“Merupakan suatu kehormatan untuk berbicara kepada Anda hari ini, atas nama para penggugat. Mereka adalah Claudia, Catarina, Martine, Sophia, Andre dan Mariana, dan seperti yang Anda catat, mereka berada di pengadilan hari ini bersama dengan anggota keluarga mereka.”

Dengan alasan bahwa hak mereka untuk hidup, dalam kehidupan privasi dan keluarga, dan untuk bebas dari diskriminasi sedang dilanggar, para penggugat berharap keputusan pengadilan yang berpihak, yang akan memaksa pemerintah untuk mempercepat kebijakan iklim mereka.

“Kasus hari ini adalah tentang kaum muda. Ini tentang harga yang mereka bayar atas kegagalan negara untuk mengatasi keadaan darurat iklim. Ini adalah tentang kerugian yang akan mereka derita selama masa hidup mereka kecuali negara meningkatkan tanggung jawab mereka,” tambah Alison Macdonald.

Meskipun ada gugatan kasus iklim yang berhasil di tingkat nasional dan regional, di mana sejumlah aktivis lingkungan muda baru-baru ini memenangkan kasus serupa di Montana, tim hukum para aktivis ini mengatakan bahwa karena yurisdiksi nasional tidak cukup mampu melindungi hak-hak mereka, kelompok itu merasa terdorong untuk membawa masalah ini ke pengadilan yang berbasis di Strasbourg.

Para aktivis remaja ini mengatakan perubahan iklim mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan sekolah mereka, dan merusak kesejahteraan fisik dan psikologis mereka. Mereka memulai tindakan hukum, setelah rangkaian kebakaran hutan mematikan di Portugal tengah, pada 2017, tempat empat dari enam remaja ini tinggal.

Ini adalah kasus iklim pertama yang diajukan ke pengadilan. Dua kasus iklim lainnya, yaitu gugatan oleh asosiasi perempuan senior Swiss melawan pemerintah Swiss, dan gugatan seorang anggota parlemen Prancis melawan pemerintah Prancis, juga telah dibawa ke pengadilan.

Anggota asosiasi Swiss melakukan perjalanan ke Strasbourg, untuk mendukung para remaja Portugal ini. Mereka berdiri di depan gedung pengadilan sebelum sidang, bersama puluhan pendukung lainnya.

Keputusan pengadilan belum akan keluar dari beberapa bulan ke depan. Belum jelas, apakah pengadilan akan memberikan keputusan dalam tiga kasus ini pada saat bersamaan.

Dunja Mijatovic, komisaris Dewan Eropa untuk HAM mengatakan, “Meningkatnya suhu dan polusi udara berarti lebih sedikit waktu yang dihabiskan di luar rumah, melanggar hak asasi anak-anak untuk pendidikan, bermain dan terlibat dalam kegiatan rekreasi. Jelas bahwa dampak perubahan iklim akan membatasi banyak anak, termasuk para penggugat, dalam hal ini, untuk kehidupan yang sulit. Mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam hidup mereka di bawah kondisi cuaca yang jauh lebih buruk.”

Perlu waktu bertahun-tahun bagi enam remaja ini, untuk sampai pada titik di mana sidang digelar Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Ada secercah harapan suara mereka akan didengar.

Setelah mendengarkan pengacara mereka berdebat selama berjam-jam, para remaja ini menyimpulkan bahwa negara-negara Uni Eropa tidak berbuat cukup untuk melindungi masyarakat dari perubahan iklim. Dua dari enam pemohon menyatakan kekecewaan mendengar argumen yang diajukan oleh pemerintah, yang bertujuan menjatuhkan kasus mereka.

"Sangat menyedihkan apa yang baru saja kami dengar," kata Claudia Duarte Agostinho. "Pemerintah baru saja mengatakan, bahwa apa yang terjadi di sekitar kita tidak penting. Mereka meminimalkan dampak perubahan iklim terhadap umat manusia,” tambahnya.

Remaja lain, André Oliveira, yang turut menggugat, juga menyampaikan keterkejutannya. "Saya terkejut atas upaya negara-negara untuk mengabaikan bukti yang kami berikan di depan mereka, dan meremehkan keadaan saat ini yang kami hadapi,” kata dia. [ns/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG