Tautan-tautan Akses

Emoji Versi Awal Dipamerkan di Museum New York


Sebagian dari 176 karakter emoji versi awal, yang telah disumbangkan kepada Museum Museum of Modern Art di kota New York.
Sebagian dari 176 karakter emoji versi awal, yang telah disumbangkan kepada Museum Museum of Modern Art di kota New York.

Gambar-gambar itu bukan 'emoticon' lucu berwarna kuning seperti sekarang ini, tapi gambar berukuran 12x12 pixel yang diciptakan operator seluler Jepang NTT DOCOMO.

Monet dan van Gogh boleh minggir, sekarang saatnya gambar 'smiley face', kucing dan hati yang patah tampil di Museum of Modern Art (MoMA) in New York.

Lembaga seni terkemuka itu mengumumkan hari Rabu (26/10) bahwa mereka telah mendapatkan paket asli berisi 176 emoji, atau gambar-gambar yang menunjukkan emosi penulisnya dalam ponsel atau komputer. Paket itu dihadiahkan kepada museum tersebut oleh perusahaan telepon Nippon Telegraph and Telephone.

Gambar-gambar itu bukan 'emoticon' lucu berwarna kuning yang kita ketahui dan gemari saat ini, tapi gambar berukuran 12x12 pixel yang diciptakan operator seluler Jepang NTT DOCOMO. Ketika diluncurkan tahun 1999, gambar-gambar itu langsung populer di Jepang, namun perlu lebih dari 10 tahun sampai diterima di seluruh dunia.

Tahun 2010, Unicode Consortium, yang sekarang mengontrol standar emoji, menerjemahkan emoji tersebut ke dalam standar Unicode, yang artinya bahwa orang di Perancis, misalnya, dapat mengirim emoji ke orang lain di Amerika Serikat dan bentuknya akan sama, tidak peduli merek ponsel atau sistem operasi yang digunakan.

Saat ini Unicode Consortium mengakui hampir 1.800 emoji.

"Sejak awal, bagian dari misi MoMA adalah untuk memperlihatkan dan mengoleksi seni [dan desain] zaman kita," ujar Paola Antonelli, kurator senior Departemen Arsitektur dan Desain di museum tersebut. "Zaman ini ditandai oleh ruang digital dan fisik."

Museum tersebut akan memamerkan emoji-emoji tersebut di lobi sampai akhir tahun, menggunakan grafis dan animasi dua dimensi, dan memperlihatkan emoji-emoji lama itu kepada generasi sekarang ini.

"[Emoji-emoji] sebagai konsep bisa ditelusuri ke abad-abad lampau, yaitu ideogram, hieroglif dan karakter-karakter grafis, memungkinkan kita menyambungkan sejarah manusia," ujar Antonelli. "Tidak ada yang lebih modern daripada konsep yang tidak lekang waktu seperti ini." [hd]

XS
SM
MD
LG