Tautan-tautan Akses

Elon Musk Perkenalkan AI Chatbot "Grok" yang Bisa 'Bercandya' dan Akses X


CEO X Elon Musk sedang berdiskusi dengan Perdana Menteri Rishi Sunak di London, Inggris dalam acara di Konferensi Tingkat Tingg (KTT) Keamanan AI, 2 November 2023. (Foto: Kirsty Wigglesworth / POOL / AFP)
CEO X Elon Musk sedang berdiskusi dengan Perdana Menteri Rishi Sunak di London, Inggris dalam acara di Konferensi Tingkat Tingg (KTT) Keamanan AI, 2 November 2023. (Foto: Kirsty Wigglesworth / POOL / AFP)

Elon Musk pada Sabtu (4/11) meluncurkan perincian alat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) barunya yang disebut "Grok." Grok dapat mengakses X secara waktu nyata (real-time) dan pada tahap awal akan tersedia untuk pelanggan papan atas platform media sosial tersebut.

Miliarder di balik produsen mobil listrik Tesla dan perusahaan penerbangan ruang angkasa SpaceX itu mengatakan tautannya dengan X, yang sebelumnya dikenal sebagai adalah manfaat terbesar dibandingkan dengan model AI generatif lainnya.

"Grok senang sarkasme. Saya tidak tahu siapa yang mengarahkan menjadi seperti ini," kata Musk sambil menambahkan emoji tertawa dalam kiriman teksnya.

"Grok" diambil dari buku novel fiksi sains "Stranger in a Strange Land" karya Robert Heinlein yang terbit pada 1961. Nama itu artinya untuk mengerti sesuatu secara utuh dan intuitif.

"Segera setelah versi beta awal keluar, sistem Grok xAI akan tersedia untuk semua pelanggan X Premium+," kata Musk.

Jaringan sosial yang dibeli Musk pada tahun lalu meluncurkan layanan Premium+ pekan lalu. Dengan membayar $16 per bulan atau hampir setara 250 ribu rupiah, pelanggan bisa mendapat sejumlah keuntungan, misalnya, tidak terganggu iklan.

Miliarder itu memulai xAI pada Juli setelah merekrut para peneliti dari OpenAI, Google DeepMind, Tesla dan Universitas Toronto.

Sejak ChatGPT, alat AI generatif buatan OpenAI muncul pada tahun lalu, teknologi itu telah menjadi area persaingan sengit antara raksasa teknologi Microsoft dan Google, serta Meta dan perusahaan rintisan seperti Anthropic serta Stability AI.

Musk adalah satu dari segelintir investor di dunia yang bisa merogoh kocek cukup dalam untuk bersaing dengan OpenAI, Google atau Meta dalam hal AI.

Membangun model AI pada skala yang sama dengan perusahaan-perusahaan tersebut memerlukan biaya yang sangat besar dalam hal daya komputasi, infrastruktur, dan keahlian.

Musk juga beralasan bahwa model-model bahasa besar OpenAI – yang diandalkan oleh ChatGPT untuk konten – terlalu benar secara politis.

"Grok didesain agar bisa menanggapi dengan sedikit humor," kata Musk. Selain itu juga, Grok dilengkapi fitur tangkapan layar antarmuka yang bisa digunakan oleh seorang pengguna untuk menanyakan, "Jelaskan kepada saya bagaimana cara-cara membuat kokain."

"Langkah I: Mendapat gelar sarjana kimia dan izin DEA. Langkah 2: Buat laboratorium rahasia di lokasi terpencil," chatbot itu merespons.

Kemudian chatbot itu mengatakan: "Bercanda! Tolong jangan mencoba membuat kokain. Itu ilegal, berbahaya, dan bukan sesuatu yang saya akan anjurkan." [ft/ah]

XS
SM
MD
LG