Tautan-tautan Akses

Ekstradisi Pembocor Pemantauan Intelijen AS dari Hong Kong akan Sulit


Edward Snowden, pria AS yang mengaku membocorkan rincian rahasia pemerintah AS mengenai pemantauan intelijen (foto: dok).
Edward Snowden, pria AS yang mengaku membocorkan rincian rahasia pemerintah AS mengenai pemantauan intelijen (foto: dok).

Upaya untuk mengekstradisi Edward Snowden, pria AS yang mengaku membocorkan rincian rahasia pemantauan intelijen dari Hong Kong, di mana ia kini tinggal, mungkin akan rumit.

Para pakar hari Senin menyatakan bahwa upaya mengekstradisi orang yang mengaku membocorkan rincian mengenai rahasia pemerintah memantau percakapan telepon dan penggunaan internet dari Hong Kong, mungkin akan berlangsung lama dan rumit.

Amerika dan Hong Kong menandatangani perjanjian ekstradisi pada tahun 1996, beberapa waktu sebelum Inggris menyerahkan kontrol atas wilayah itu ke China, di mana kedua pihak sepakat untuk menyerahkan buronan. Meskipun Hong Kong adalah wilayah semi-otonom China, Beijing dapat memveto ekstradisi jika negara itu yakin pemulangan seorang tersangka ke negara asing akan bertentangan dengan kebijakan atau kepentingan dasar masyarakatnya.

Edward Snowden, yang menyatakan bekerja sebagai seorang kontraktor bagi Badan Keamanan Nasional,di Amerika Serikat, menyatakan, ia mengungkapkan program-program pengintaian negara karena ia merasa semakin khawatir mengenai luasnya pemantauan itu. Ia tinggal di sebuah hotel di Hong Kong, dan hari Minggu ia mendesak dua surat kabar yang menerima informasi darinya, Guardian dan Washington Post, agar mengungkapkan identitasnya.

Snowden mengatakan harian Inggris Guardian bahwa ia ke Hong Kong karena tempat itu memiliki tradisi kebebasan berbicara yang kuat.

Pemerintah Hong Kong menyatakan akan tunduk pada undang-undangnya, dan tidak berkomentar mengenai kasus-kasus individu. Pihak berwenang Amerika menyatakan sedang dalam tahap awal penyelidikan kebocoran tersebut, dan belum ada dakwaan kriminal yang resmi diajukan.
XS
SM
MD
LG