Tautan-tautan Akses

Ekonom Khawatir Karantina Nasional Picu Kekerasan di Kenya


Para pengguna feri di terminal feri Likoni, Mombasa, Kenya, berdiri di tempat yang sudah ditandai untuk menjaga jarak sebaga upaya mencegah penularan virus corona Likoni ferry terminal, in Mombasa, Kenya, 27 Maret 2020. (Foto: AFP)
Para pengguna feri di terminal feri Likoni, Mombasa, Kenya, berdiri di tempat yang sudah ditandai untuk menjaga jarak sebaga upaya mencegah penularan virus corona Likoni ferry terminal, in Mombasa, Kenya, 27 Maret 2020. (Foto: AFP)

Pemerintah Kenya menerapkan upaya drastis untuk mencegah penyebaran virus korona, meskipun negara itu hanya memiliki 31 kasus yang dikonfirmasi.

Jam malam diberlakukan mulai pukul 19.00 hingga pukul 05.00 waktu setempat, mulai Jumat (27/3), dan semua penerbangan internasional telah ditangguhkan.

Para ekonom telah memperingatkan bahwa pemberlakuan karantina nasional dalam bentuk apapun harus dibarengi dengan rencana bagaimana warga miskin bisa memiliki akses ke kebutuhan dasar. Karena kalau tidak, besar kemungkinan terjadinya kekerasan.

"Apabila pemerintah memberlakukan karantina nasional selama 24 jam atau beberapa hari, bisa terjadi kekerasan, karena kita juga harus punya rencana mengenai bagaimana masyarakat bisa memperoleh makanan," kata ekonom Kenya James Shikwati.

Ribuan warga Kenya telah kehilangan pekerjaan akibat pembatasan sosial.

Kenya melaporkan kematian pertama akibat virus corona (COVID-19), Kamis (26/3). [vm/ft]

XS
SM
MD
LG