Tautan-tautan Akses

Masuk '7 Keajaiban Dunia', Pengusaha Siap Investasi di Pulau Komodo


Dengan masuknya Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh Keajaiban Dunia Baru, diharapkan akan makin banyak mendatangkan wisatawan ke pulau ini dan mengembangkan ekonomi masyarakat setempat (foto: dok).
Dengan masuknya Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh Keajaiban Dunia Baru, diharapkan akan makin banyak mendatangkan wisatawan ke pulau ini dan mengembangkan ekonomi masyarakat setempat (foto: dok).

Dinobatkannya Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, menurut Jusuf Kalla, merupakan tahap awal langkah berikutnya untuk mengembangkan dan mengelola potensi yang ada agar bisa menarik lebih banyak wisatawan.

Pertengahan November lalu, melalui penggalangan SMS, Pulau Komodo berhasil dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia (The New Seven Wonders of Nature). Dengan masa kampanye kurang dari satu bulan, dukungan masyarakat Indonesia mencapai lebih dari ratusan juta SMS.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ditetapkan sebagai Duta Pulau Komodo oleh Komunitas Penggalangan Pemenangan Komodo mengatakan, “Saya ingin sekali lagi mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh masyarakat yang dengan penuh semangat, malah sangat menggebu-gebu.”

Mantan Wapres Jusuf Kalla, dalam seminar pasca kemenangan komodo, Rabu pagi (7/12) di Universitas Paramadina, Jakarta, menilai keberhasilan Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, bermakna bersatunya masyarakat Indonesia.

“Bangsa ini mudah bersatu dengan tiga syarat, pertama selama masyarakat itu mengetahui tujuannya jelas untuk apa. Kita bukan hanya memuliakan komodo, tetapi juga memuliakan masyarakat artinya memajukan masyarakat di daerah yang justru termasuk paling terbelakang di negeri ini. Yang kedua, kalau ini berhasil semua orang akan mendapat kebahagiaan dan memperoleh keuntungan, dan yang ketiga, jangan di antara kita ada kepentingan pribadi,” ujar Jusuf Kalla.

Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, yang juga ditetapkan sebagai Duta Pulau Komodo (foto: dok).
Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, yang juga ditetapkan sebagai Duta Pulau Komodo (foto: dok).

Kemenangan ini, menurut Kalla baru merupakan tahap awal. Langkah berikutnya adalah mengembangkan dan mengelola potensi yang ada di Pulau Komodo agar bisa menarik lebih banyak wisatawan dengan melibatkan masyarakat lokal.

Ia menambahkan, “Kita juga bersama-sama dengan beberapa pengusaha, sudah mencoba mengumpulkan dana dalam bentuk Komodo Funds. Meskipun tidak banyak, namun cukup untuk melakukan inisiasi seperti ini.”

Sementara itu, aktivis lingkungan yang merupakan Koordinator Pemenangan Komodo, Emmy Hafild, mengatakan, modal utama Pulau Komodo adalah ekosistem dan habitatnya yang langka. Sejauh ini pengelolaan Pulau Komodo yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam bentuk manajemen taman nasional dinilai kurang berjalan efektif.

“Menurut saya manajemen taman nasional sudah cukup baik tapi masih banyak kekurangan. Namanya juga pengelolaan oleh pemerintah, banyak fasilitas yang kurang, kesejahteraan pegawai kurang, konsepnya barangkali kurang melibatkan masyarakat, sehingga masyarakat di sekitar Pulau Komodo sangat-sangat miskin,” ungkap Emmy Hafild.

Dalam kesempatan ini, pengusaha Sofyan Wanandi menyatakan kalangan dunia usaha siap berinvestasi di Pulau Komodo. Ia berharap Master Plan (Rencana Pembangunan) di Pulau ini dapat segera dibuat oleh pemerintah daerah setempat, sehingga pengusaha dapat segera masuk dan memulai investasi.

Sofyan Wanandi mengatakan, “Komitmen investasi kita besar. Kita sudah ada di sana, kalau nambah satu dua lagi itu tidak jadi soal. Saya berharap dalam master plan itu nantinya bisa dibangun beberapa kawasan, mulai dari kawasan ekslusif seperti di Nusa Dua, lalu dibangun pula kawasan dimana masyarakat dapat menikmati secara terbuka seperti di Kuta dan kawasan di mana masyarakat daerah terlibat dari segi kebudayaan, kerajinan dan lain-lain.”

Selanjutnya, Sofyan juga menyebutkan, keterlibatan sosok seperti Jusuf Kalla sangat diperlukan untuk menggalang dukungan dari masyarakat, kalangan swasta dalam hal ini pengusaha maupun pemerintah.

“Saya mengharapkan paling sedikit ia (Jusuf Kalla) yang sudah memulai, juga dapat membantu pemerintah untuk mendorong ini, karena dia didengar dan lebih sedikit kepentingan politiknya dan berani hadapi ini semua,” demikian harapan Sofyan Wanandi.

XS
SM
MD
LG