Tautan-tautan Akses

Dukungan Paus untuk Ikatan Sipil Sesama Jenis Tuai Reaksi Beragam di Filipina 


Paus Fransiskus melambai dari balkon basilika Santo Petrus ketika menyampaikan pesan tradisional Natal "Urbi et Orbi" di alun-alun Santo Petrus di Vatikan, 2019. (Foto: AFP)
Paus Fransiskus melambai dari balkon basilika Santo Petrus ketika menyampaikan pesan tradisional Natal "Urbi et Orbi" di alun-alun Santo Petrus di Vatikan, 2019. (Foto: AFP)

Dukungan Paus Fransiskus terhadap ikatan sipil bagi pasangan sesama jenis menuai reaksi beragam, Kamis (22/10), di Filipina. Negara tersebut selama ini dikenal sebagai benteng Katolik di Asia. Seorang pensiunan uskup mengatakan ia tersinggung atas dukungan Paus Fransiskus, sedangkan kelompok LGBT menyambut dukungan paus dengan lega

Juru Bicara Presiden Rodrigo Duterte mengatakan pemimpin Filipina itu telah lama menyatakan dukungannya bagi ikatan sipil pasangan sesama jenis, tetapi, ia menambahkan, untuk merealisasikannya sebagai undang-undang memerlukan persetujuan Kongres.

Pensiunan Uskup Sorsogon Arturo Bastes mengatakan ia “memiliki keraguan yang sangat serius tentang kebenaran moral” pendirian paus. Ia mengatakan, pendirian itu bertentangan dengan ajaran gereja yang sudah lama ada, yang secara eksplisit hanya mengizinkan ikatan sipil, hukum atau gereja antara pria dan wanita, dan bukan antara sesama jenis.

“Ini adalah pernyataan mengejutkan yang datang dari paus,” kata Bastes kepada wartawan melalui pesan telepon. “Saya benar-benar tersinggung dengan pembelaannya terhadap ikatan sesama jenis, yang pasti mengarah pada tindakan tidak bermoral.''

Setidaknya tiga uskup lain juga menyatakan ketidakpercayaannya dengan pernyataan paus tersebut. Mereka mengatakan akan memverifikasi apakah itu merupakan sikap resmi Vatikan dan apakah paus dikutip secara akurat dalam konteksnya dalam sebuah film dokumenter, di mana dia membuat pernyataan itu.

“Ini hanya film dokumenter, jadi tidak resmi, dan harus diverifikasi terlebih dulu,'' kata Uskup Balanga Ruperto Santos. Ia menambahkan bahwa mungkin saja ada perubahan penyuntingan untuk tujuan propaganda sehingga film dokumenter ini ramai dibicarakan.

Konferensi Waligereja Filipina, organisasi keuskupan terbesar di negara mayoritas Katolik Roma ini, belum mengeluarkan reaksi apa pun.

Kelompok LGBTQ Bahaghari mengatakan kepada ABS CBN News bahwa pernyataan sikap paus adalah hal yang “sangat besar'' dan harus mengarah pada perubahan undang-undang keluarga Filipina yang mengakui ikatan tersebut.

Juru Bicara Kepresidenan Filipina, Harry Roque, mengatakan Duterte telah lama mendukung ikatan sipil pasangan sesama jenis dan dukungan paus kemungkinan bisa meyakinkan para legislator untuk memberikan persetujuan mereka.

Pada masa lalu, proposal semacam itu ditentang atau dihindari oleh para legislator konservatif atau mereka yang takut dikecam para pemimpin gereja yang berpengaruh.

“Dengan adanya dukungan paus, saya kira orang paling konservatif dari semua Katolik di Kongres pun tidak lagi memiliki dasar untuk merasa keberatan atas ikatan sipil pasangan sesama jenis,'' kata Roque. [ab/ka]

XS
SM
MD
LG