Tautan-tautan Akses

5 Dubes Eropa Tinjau Penanganan Pasca Gempa dan Tsunami di Palu


Para Duta Besar Eropa meninjau pendistribusian bantuan Eropa bagi warga Palu terdampak gempa bumi dan tsunami, Jumat pagi (19/10).
Para Duta Besar Eropa meninjau pendistribusian bantuan Eropa bagi warga Palu terdampak gempa bumi dan tsunami, Jumat pagi (19/10).

Lima Duta Besar dari Perancis, Italy, Austria, Denmark dan Uni Eropa pada Jumat pagi (19/10) meninjau pendistribusian bantuan dari lima negara Eropa itu bagi warga masyarakat Palu terdampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Mereka juga berupaya mendapatkan informasi tentang kebutuhan lain yang masih dibutuhkan untuk meringankan penderitaan warga di Palu, Sigi dan Donggala.

Kantor Palang Merah Indonesia di Jalan Kartini Kota Palu, Sulawesi Tengah menjadi salah satu tempat yang dikunjungi para duta besar untuk Indonesia dari sejumlah negara di Eropa itu untuk memantau perkembangan dari penanganan dampak gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala.

Kelima duta besar itu adalah Dubes Prancis Jean Charles Berthonnet. Dubes Italy Vittorio Sandalli, Dubes Austria Helen Steinhaus, Dubes Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen dan Vincent Guerend selaku Duta besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam. Juga turut hadir dalam rombongan itu beberapa pejabat tinggi Austria dan Jerman yaitu Andreas Aubergee dan Peter Schoof D.; serta Team Leader EU Civil Protection Team, Kolonel Bruno Maestracci.

Jean Anes, Ditjen Protkons pada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengatakan tujuan kedatangan kelima dubes itu antara lain untuk melihat sejauh mana bantuan yang dikirimkan oleh negara mereka seperti tenda, penjernih air bersih, generator pembangkit listrik dapat bermanfaat untuk warga masyarakat terdampak bencana alam di Sulawesi Tengah.

“Mereka merespon kejadian gempa di Palu dan Sulawesi Tengah dimana tentunya Pemerintah Indonesia telah membuka tangan bagi negara-negara sahabat untuk berkontribusi yah didalam penanganan Gempa di Palu dan Sulawesi. Ada 5 duta besar dan beberapa staf,” kata Jean.

Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Arifin Muh. Hadi memaparkan penanganan dampak gempa bumi dan tsunami kepada para Dubes Eropa. (Foto: VOA/Yoanes)
Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Arifin Muh. Hadi memaparkan penanganan dampak gempa bumi dan tsunami kepada para Dubes Eropa. (Foto: VOA/Yoanes)

Jean Anes menjelaskan kunjungan itu juga dimaksudkan untuk bertemu dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, BNPB, PMI dan KOGASGABPAD untuk mendapakan informasi terkait kebutuhan-kebutuhan lain yang dapat dibantu oleh negara-negara sahabat itu, terkait penanganan dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, yang diantaranya menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di ratusan lokasi pengungsian.

“Kalau mereka sih menunggu karena memang pada prinsipnya pemerintah kita membatasi konstribusi-konstribusi itu yang tentunya disalurkan melalui kementerian luar negeri, dan tentunya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah membuatkan satgas. Nah satgas ini sifatnya oke menerima bantuan tapi secara terbatas sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan.”

PMI dan TNI Dirikan Tenda Bantuan dari Berbagai Negara

Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Arifin Muh. Hadi mengatakan PMI dibantu TNI telah mendirikan ribuan tenda di 10 lokasi di Palu, Sigi dan Donggala. Tenda-tenda itu berasal dari berbagai negara. Keberadaan tenda-tenda itu telah mendorong warga yang mengungsi di pegunungan dan tersebar dalam kelompok-kelompok kecil untuk turun menempati tenda. Hal ini sekaliguskan memudahkan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pasokan logistik makanan dan minuman serta sarana sanitasi dan air bersih

“Kita pastikan itu akan terisi semua karena ini akan mempermudah untuk pelayanan dan tentu kami akan mensupport pemerintah karena kebijakan pemerintah kami amankan,” ujarnya.

Tenda-tenda untuk para pengungsi sumbangan pemerintah China dan Swiss di lokasi pengungsian desa Ngata Baru, Palu, Sulawesi Tengah (Foto: VOA/Yoanes).
Tenda-tenda untuk para pengungsi sumbangan pemerintah China dan Swiss di lokasi pengungsian desa Ngata Baru, Palu, Sulawesi Tengah (Foto: VOA/Yoanes).

Tenda-tenda yang telah didirikan itu akan menjadi tempat tinggal sementara hingga nantinya pemerintah selesai membangun barak-barak hunian sementara dalam waktu setidaknya 2 bulan ke depan.

Dari pemantauan VOA di salah satu lokasi pengungsian di wilayah desa Ngata Baru, Kecamatan Palu Selatan, setidaknya 170 keluarga yang di lokasi tersebut masih tergantung pada suplai air bersih dengan kendaraan mobil tangki air bersih oleh pemerintah kota Palu dan polisi.

Kementerian ESDM Buat Sumur Bor di Lokasi Pengungsian

Menteri ESDM Ignasius Jonan saat ditemui di Palu mengatakan kepada wartawan pihaknya saat ini berupaya membuat sumur-sumur bor di lokasi-lokasi pengungsian, yang dilengkapi dengan sarana penyulingan sehingga kualitas air yang bersumber dari sumur-sumur bor itu setidaknya dapat langsung digunakan untuk memasak atau untuk langsung di minum.

Sumur bor yang dibuat oleh Kementerian ESDM di lokasi pengungsian bencana gempa dan tsunami di Palu. (Courtesy: Facebook Ignasius Jonan).
Sumur bor yang dibuat oleh Kementerian ESDM di lokasi pengungsian bencana gempa dan tsunami di Palu. (Courtesy: Facebook Ignasius Jonan).

“Kami di Badan Geologi itu membantu pembuatan sumur bor untuk darurat. Sumur bor darurat itu sumur bor dangkal biasa – dengan kedalaman 30 – 40 menter begitu. Itu untuk bisa melayani kebutuhan air bersih bagi para pengungsi. Kita tinggal cari titik paling efisien dan kita upayakan itu ada instalasi penyulingan air.”

Sejauh ini Kementerian ESDM sudah selesai mengerjakan pembuatan 18 sumur bor dari target 38 sumur bor. Proses pengerjaan itu diharapkan dapat selesai dalam dua hingga tiga minggu ke depan. (yl/em)

XS
SM
MD
LG