Seorang pria berada dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit di London setelah ia ditemukan di ruang bawah pesawat setelah penerbangan selama 10 jam, dan polisi menyelidiki seorang pria yang ditemukan tewas di atap sebuah gedung di London jatuh dari pesawat yang sama.
Para petugas di bandara Heathrow menemukan pria tersebut di ruang roda pesawat British Airways setelah mendarat Kamis pagi dari Johannesburg, Afrika Selatan. Polisi mengatakan mereka mengetahui identitas pria tersebut yang berusia 24 tahun, namun masih menanti konfirmasi sebelum dapat merilis informasi tersebut.
Walaupun belum ada bukti yang menghubungkan kedua kasus, polisi mengatakan mereka menyelidiki koneksinya dengan jenazah yang ditemukan sejam kemudian di Richmond, daerah pemukiman di London bagian barat, yang berada dalam jalur penerbangan.
British Airways mengatakan polisi di London dan Johannesburg bekerjasama untuk menggali fakta dalam "kasus yang langka ini."
Para pakar menyatakan sekitar tiga perempat dari kasus penumpang gelap di pesawat yang bersembunyi di ruang roda pesawat berakhir dengan kematian, karena udara dingin yang menusuk dan kekurangan oksigen saat pesawat mencapai ketinggian jelajah. Walaupun langka, sudah pernah ada penumpang gelap pesawat yang jatuh ke jalan-jalan di London barat saat pesawat menurunkan roda pesawat untuk persiapan mendarat.
Di bulan September 2012, seorang pria berusia 30 tahun dari Mozambik, Jose Matada, tewas setelah jatuh dari ruang bawah pesawat dari Angola ke jalanan di Mortlake, yang tidak jauh dari Richmond, di mana jenazah ditemukan Kamis.
Pemeriksaan terhadap jenazah menunjukkan pria tersebut berada di suhu beku hingga minus 60 derajat Celsius selama penerbangan, dan ia diyakini sudah tewas atau hampir tewas saat jatuh ke atap gedung.
Pakar penerbangan Chris Yates mengatakan pemeriksaan keamanan yang ketat di bandara seharusnya dapat mencegah kasus penumpang gelap seperti ini. Tapi ia mengatakan memang ada beberapa kasus di mana penumpang gelap bisa selamat sampai tujuan.
