Seorang dokter forensik, Senin (4/1), memutuskan bahwa seorang remaja Perancis-Irlandia meninggal akibat “kecelakaan” setelah menghilang di hutan Malaysia saat liburan keluarga.
Dokter itu menegaskan tidak ada tanda-tanda bahwa remaja yang memiliki kesulitan belajar itu tewas karena dibunuh atau akibat penyerangan seksual.
Jenazah Nora Quoirin ditemukan tanpa busana setelah pencarian ke seluruh hutan setelah gadis berusia 15 tahun itu hilang dari resor di luar Kuala Lumpur pada 2019.
Polisi Malaysia berkeras tidak ada kecurangan. Autopsi yang dilakukan di Malaysia juga mendapati bahwa dia kemungkinan kelaparan dan meninggal karena pendarahan di dalam setelah berhari-hari di hutan.
Namun, orang tuanya berpendapat Nora diculik. Mereka mengatakan remaja itu tidak mungkin keluar dari chalet (rumah kayu) tempat mereka menginap dengan memanjat melalui jendela.
Menyusul penyelidikan resmi di Malaysia, dokter forensik Maimoonah Aid mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa remaja itu dibunuh atau meninggal karena penyerangan seksual.
“Setelah mendengarkan bukti-bukti yang relevan, saya memutuskan tidak ada satu orang pun yang terlibat dalam kematian Nora Anne,” katanya di pengadilan di Kota Seremban, Malaysia, seperti dikutip oleh kantor berita AFP.
“Lebih memungkinkan bawa dia meninggal karena kecelakaan.”
Remaja itu kemungkina meninggalkan penginapan keluarga “sendirian dan kemudian tersesat di lahan bekas perkebunan kelapa sawit,” papar Maimoonah.
Penyelidikan resmi yang berlangsung dari akhir Agustus hingga Desember 2020 mendengarkan kesaksian lebih dari 40 saksi mata. Persidangan disiarkan secara online karena pandemi virus corona.
Selama persidangan, polisi mengulangi pandangan mereka bahwa remaja itu berjalan sendirian dari resor Dusun pada Agustus 2019, satu hari setelah datang ke penginapan untuk liburan dengan keluarganya yang tinggal di London.
Para polisi membela pendekatan mereka dengan menekankan bahwa pencarian menyeluruh sudah dilakukan.
Namun, orang tua Nora, yang memberikan kesaksian melalui panggilan video dari Inggris, memberi gambaran lain. Mereka mengkritik keras respons dari para pihak berwenang terhadap hilangnya anak mereka.
Ibu Nora, Meabh, mengatakan polisi lambat menggelar pencarian besar-besaran dan tidak menganggap serius kekhawatirnnya tentang potensi keterlibatan kejahatan serius.
Sebastien, ayah Nora, mengatakan dia mendengar “suara-suara menggumam” misterius dari chalet pada malam Nora mengghilang.
Nora adalah penderita holoprosensefali, kondisi di mana otaknya gagal berkembang normal. Dia mempunyai kemampuan berbicara yang terbatas dan hanya bisa menulis beberapa kata. [ft/ah]