Tautan-tautan Akses

Diduga Aniaya Pembantu, Dubes Filipina untuk Brasil Dipanggil Pulang


Duta Besar Filipina untuk Brasil, Marichu Mauro, dipangggil pulang ke negaranya untuk menghadapi penyelidikan atas tuduhan penganiayaan terhadap staf rumah tangganya. (Foto: ilustrasi).
Duta Besar Filipina untuk Brasil, Marichu Mauro, dipangggil pulang ke negaranya untuk menghadapi penyelidikan atas tuduhan penganiayaan terhadap staf rumah tangganya. (Foto: ilustrasi).

Duta Besar Filipina untuk Brasil telah dipanggil pulang untuk menghadapi penyelidikan setelah muncul video yang menunjukkan ia diduga menganiaya secara fisik seorang pembantu rumah tangganya yang juga warga Filipina.

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. mengatakan dalam sebuah cuitannya di Twitter, Senin (26/10), diplomat tersebut -- yang diidentifikasi oleh kementeriannya sebagai Duta Besar Marichu Mauro – diminta segera pulang untuk menjelaskan penganiayaan terhadap staf rumah tangganya itu.

Rekaman video itu, yang diperoleh kamera keamanan di tempat kediaman duta besar tersebut di Brasilia dan dipublikasikan kantor berita Brasil, menunjukkan seorang perempuan sedang menyiksa seorang perempuan lainnya. Perempuan penyiksa itu diduga kuat adalah Mauro, sementara perempuan yang dianiaya dengan dijambak rambut dan dijewer telinganya adalah pembantunya.

Belum ada komentar langsung dari Mauro dan tidak jelas di mana dia berada pada hari Senin.

Kementerian Luar Negeri di Manila mengatakan dalam sebuah pernyataannya, pekerja yang masih dirahasiakan identitasnya tersebut telah meninggalkan Brasilia, ibu kota Brasil, pada 21 Oktober dan kembali ke Filipina. “Kami telah menghubunginya untuk memastikan kesejahteraan dan kerjasamanya dalam penyelidikan,'' kata kementerian itu.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte di istana kepresidenan Malacanang, Manila, Filipina, 7 September 2020. (Foto: dok).
Presiden Filipina Rodrigo Duterte di istana kepresidenan Malacanang, Manila, Filipina, 7 September 2020. (Foto: dok).


Presiden Filipina Rodrigo Duterte, seorang pemimpin populis yang dikenal dengan bahasa kasarnya, telah berjanji untuk melindungi kesejahteraan pekerja Filipina di luar negeri, terutama para pekerja rumah tangga. Namun, laporan pelanggaran tetap merajalela, terutama di negara-negara Timur Tengah.

Dalam pidato-pidato sebelumnya, Duterte telah meminta para pekerja luar negeri yang pulang untuk menampar petugas bea cukai bandara yang mencoba memeras mereka. Duterte juga berjanji untuk menindak tegas pegawai pemerintah yang melakukan pelanggaran seperti itu.

Filipina adalah sumber utama tenaga kerja dunia. Besarnya jumlah pendapatan yang dikirim pulang para pekerja luar negeri - yang mencakup sekitar 10% dari 100 juta lebih penduduk Filipina - telah membantu mempertahankan perekonomian negara itu selama puluhan tahun.

Banyak pekerja terpaksa meninggalkan keluarga mereka untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri dan menghindari kemiskinan di dalam negeri.

Tapi penganiayaan yang dialami beberapa di antara mereka sangat mengerikan. Pada tahun 2018, tubuh seorang pembantu rumah tangga Filipina ditemukan tersimpan dalam lemari es di sebuah rumah di Kuwait, sehingga memicu kemarahan di Filipina dan mendorong pemerintahan Duterte untuk sementara waktu menghentikan pengiriman pekerja Filipina ke negara kaya minyak tersebut. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG