Tautan-tautan Akses

Diaspora Indonesia Jadi Penghubung Kaum Pendatang di Erie


Niken Astari (kedua dari kiri) mendampingi Walikota Erie Joe Schember hari Kamis (11/1) dalam konferensi pers di kantor walikota Erie, Pennsylvania. (Foto: Facebook Live GoErie.com | Erie Times-News)
Niken Astari (kedua dari kiri) mendampingi Walikota Erie Joe Schember hari Kamis (11/1) dalam konferensi pers di kantor walikota Erie, Pennsylvania. (Foto: Facebook Live GoErie.com | Erie Times-News)

Seorang diaspora Indonesia diangkat oleh Walikota Erie sebagai asisten eksekutif sekaligus penghubung bagi kaum imigran dan pengungsi di kota negara bagian Pennsylvania itu. Bergabungnya Niken Astari menambah keragaman jajaran staf di kantor walikota yang baru tersebut.

Hari Kamis 11 Januari, Walikota Erie yang baru, Joe Schember mengadakan konferensi pers pertama di kantornya. Di hadapan puluhan wartawan, laki-laki yang baru dilantik seminggu sebelumnya ini, membanggakan tim staf yang baru disusunnya.

“Saya ingin menyusun staf yang mewakili masyarakat. Saya ingin penduduk merasa bahwa mereka bisa dengan mudah menghubungi dan berbicara dengan staf saya. Staf saya, termasuk perempuan, minoritas, imigran dari Indonesia, dan seorang milenial. Itu artinya saya adalah satu-satunya laki-laki tua berkulit putih di kantor ini,” canda Schember dalam konferensi pers yang juga disiarkan lewat Facebook Live itu.

Imigran dari Indonesia yang dimaksud adalah Niken Astari, yang pagi itu turut mendampingi Walikota. Perempuan 38 tahun asal Surabaya ini mengemban dua jabatan sekaligus, yaitu Asisten Eksekutif dan Liaison atau Penghubung bagi Imigran dan Pengungsi. Niken pindah ke Erie tahun 2010 mengikuti suaminya warga AS.

Sejak itu dia terlibat dalam berbagai organisasi yang melibatkan komunitas termasuk perempuan, imigran dan pengungsi. Lulusan Pennsylvania State University ini menjabat sebagai Presiden ‘American Association of University Women’ cabang Erie. Dia juga salah seorang pencetus One Table, gerakan untuk menjembatani komunitas yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama di Erie.

Niken Astari, bersama Rabbi Emily Losben (berbaju hitam). Bulan Ramadan lalu, Niken menjadi pembicara dalam sejumlah acara diskusi lintas agama di masjid, gereja dan sinagoga di kota Erie. (Foto courtesy: Niken Astari)
Niken Astari, bersama Rabbi Emily Losben (berbaju hitam). Bulan Ramadan lalu, Niken menjadi pembicara dalam sejumlah acara diskusi lintas agama di masjid, gereja dan sinagoga di kota Erie. (Foto courtesy: Niken Astari)

Bulan Ramadan tahun lalu, perempuan Muslim ini menjadi pembicara dalam sejumlah acara diskusi lintas agama di masjid, gereja dan sinagoga di kota itu.

Di situlah pertama kalinya Schember, yang ketika itu menjabat sebagai ketua dewan kota, mengenal sosok Niken.

“Salah satu yang datang adalah walikota yang baru ini. Beliau ada ketulusan benar-benar ingin tahu apa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Ingin tahu bagaimana komunitas di Erie, apa yg dilakukan,” tutur Niken.

Terkesan dengan kualitas Niken, Schember, yang menang dalam pilkada November 2017 langsung menawarinya pekerjaan.

“Saya ngga kepikiran apa-apa, seperti mimpi. Baru di AS ditawari untuk jadi perwakilan walikota untuk komunitas pengungsi dan pendatang itu luar biasa. Seperti mimpi aja. Langsung saya jawab ya, karena selama ini kerjaanku juga banyak bantu masyarakat di sini, berusaha sebisa mungkin, invest myself to community,” tambah Niken.

Bergabungnya diaspora Indonesia itu menambah keragaman jajaran staf di kantor walikota Erie, kata Kepala Staf Kantor Walikota Erie, Renee Lamis kepada VOA.

“Karena dia adalah imigran, dia menawarkan sudut pandang berbeda. Dan bagi Walikota dan saya, itu penting, karena kami sadar kami tidak punya semua jawaban. Semakin banyak orang yang kami libatkan, semakin beragam sudut pandangnya. Kami jadi bisa melihat isu-isu dengan cara berbeda, dan itu lebih baik,” kata Renee.

Sebagai pendatang, Niken merasakan sendiri tantangan dalam beradaptasi di negara yang sama sekali baru – dari segi bahasa, budaya, pekerjaan maupun cuaca. Pengalaman itu membekali dirinya untuk menjalani peran sebagai penghubung bagi kaum pengungsi yang jumlahnya sekitar 18.000 orang. Itu angka yang besar bagi kota kecil yang berpenduduk kurang dari 100.000 orang ini.

Sebagai penghubung, mantan hakim di Indonesia ini, bertanggungjawab untuk membantu mereka beradaptasi dan berkontribusi bagi masyarakat.

“Bagaimana caranya pendatang, imigran yang kesini tidak hanya bekerja alakadarnya tapi bisa dapat pekerjaan yang mereka idamkan sesuai harkat, martabat dan pendidikan,” ujar Niken.

Itu adalah pekerjaan rumah yang besar, dan peran Niken sebagai penghubung sangat menentukan, kata Kepala Staf Kantor Walikota Erie Renee Lamis.

“Peran Niken sangat penting untuk menjalin hubungan berkelanjutan. Dan membantu kami menyusun program-program untuk menyambut mereka, membantu mereka, dan memberikan pelatihan dan pendidikan yang mereka perlukan. Untuk membuat mereka tidak hanya sukses, tapi juga bahagia,” tambah Renee.

Rasa bahagia juga dirasakan Niken Astari karena bisa kembali mengabdi pada masyarakat di manapun dia berada. Selain bekerja penuh waktu di kantor walikota Erie, Niken juga berperan sebagai anggota Komisi Penasihat Gubernur Pennsylvania untuk urusan Asia Pasifik di Amerika.

Komisi ini bertanggungjawab untuk memberi masukan kepada Gubernur Tom Wolf mengenai kebijakan, prosedur, undang-undang dan regulasi yang berdampak pada warga keturunan Asia Pasifik di Amerika. [vm/ii]

XS
SM
MD
LG