Tautan-tautan Akses

Dianggap Tunduk dengan AS, Mantan Presiden Rusia Medvedev: PM Jepang Seharusnya ‘Harakiri’


Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di kediaman negara Gorki di luar Moskow, Rusia 25 Januari 2022. (Foto: via REUTERS)
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di kediaman negara Gorki di luar Moskow, Rusia 25 Januari 2022. (Foto: via REUTERS)

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Sabtu (14/1) menuduh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida melakukan tindakan memalukan dengan tunduk pada Amerika Serikat (AS). Atas dugaan itu, Medvedev menyarankan Kishida melakukan harakiri, suatu ritual bunuh diri ala samurai Jepang.

Komentar tersebut merupakan bagian dari serangkaian pernyataan mengejutkan dan provokatif dari Medvedev, yang pernah dipandang sebagai reformis yang condong ke Barat. Namun, ia telah menemukan kembali dirinya sebagai elang sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun lalu.

Medvedev adalah sekutu dekat Presiden Vladimir Putin yang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan badan yang mengawasi industri pertahanan.

Dia menanggapi pertemuan antara Kishida dan Presiden AS Joe Biden pada Jumat (13/1). Kedua pemimpin tersebut mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan: "Kami menyatakan dengan tegas bahwa setiap penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di Ukraina akan menjadi tindakan permusuhan terhadap kemanusiaan, dan tidak dapat dibenarkan dengan cara apa pun."

Medvedev mengatakan pernyataan itu menunjukkan "paranoia" terhadap Rusia dan "mengkhianati kenangan atas ratusan ribu orang Jepang yang dibakar dalam api nuklir Hiroshima dan Nagasaki". AS menjatuhkan bom atom di kedua kota tersebut untuk memaksa Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia Kedua.

Alih-alih menuntut pertanggungjawaban AS untuk ini, Kishida malah menunjukkan bahwa dia "hanya seorang petugas layanan untuk orang Amerika."

Medvedev mengatakan rasa malu seperti itu hanya bisa dihilangkan dengan melakukan seppuku juga dikenal sebagai harakiri pada rapat kabinet Jepang setelah kembalinya Kishida.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Medvedev telah berulang kali memperingatkan bahwa campur tangan Barat dalam krisis dapat menyebabkan perang nuklir. Ia menyebut orang Ukraina sebagai "kecoak" dalam bahasa yang menurut Kyiv sebagai genosida secara terbuka.

Putin mengatakan bahwa risiko perang nuklir meningkat tetapi bersikeras bahwa Rusia tidak "gila" dan memastikan senjata nuklir sendiri hanya merupakan sarana untuk pertahanan diri. [ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG