Tautan-tautan Akses

Deplu AS: Serangan Pengawal Presiden Turki di Washington 'Sangat Meresahkan'


Polisi Washington D.C. mencoba melerai bentrokan antara pemrotes dan pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di dekat kediaman duta besar Turki, 16 Mei 2017.
Polisi Washington D.C. mencoba melerai bentrokan antara pemrotes dan pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di dekat kediaman duta besar Turki, 16 Mei 2017.

Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan bentrokan di Washington minggu ini di mana personil keamanan Turki menyerang para demonstran "sangat mengganggu."

Sebuah pernyataan Departemen Luar Negeri, Jumat (20/5) menjanjikan sebuah "penyelidikan menyeluruh" untuk meminta pertanggung jawaban Turki. Tom Shannon, wakil menteri luar negeri, bertemu hari Rabu dengan Duta Besar Turki Serdar Kilic untuk membahas bentrokan tersebut.

"Departemen Luar Negeri Amerika telah mengemukakan keprihatinannya tentang kejadian ini pada tingkat tertinggi," kata pernyataan tersebut.

Bentrokan terjadi Selasa antara petugas keamanan Turki dan pemrotes di luar kediaman duta besar Turki ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru kembali dari pertemuannya dengan Presiden Trump di Gedung Putih.

Para demonstran mengatakan mereka diserang oleh petugas keamanan Turki itu saat mereka berdemonstrasi dengan damai. Turki menyalahkan para demonstran atas terjadinya bentrokan itu, dengan mengklaim bahwa mereka secara agresif memprovokasi orang-orang yang telah berkumpul untuk menyambut Erdogan.

Wartawan VOA merekam kejadian di lokasi itu yang menunjukkan bahwa petugas keamanan Turki tiba-tiba menyerang demonstran, sehingga mereka jatuh ke tanah dan menendang mereka sampai polisi Amerika menyingkirkan orang-orang Turki itu. Video itu menunjukkan Erdogan berdiri di samping mobil limusinnya, menyaksikan bentrokan itu.

Polisi Amerika menahan sebentar dua anggota petugas keamanan Erdogan, tetapi mereka segera dibebaskan, karena mereka punya kekebalan diplomatik sebagai pengawal yang menyertai kunjungan seorang pejabat tinggi.

Beberapa anggota parlemen Amerika meminta pemerintah Amerika agar mengambil tindakan yang lebih keras. [sp/ii]

XS
SM
MD
LG