Tautan-tautan Akses

Deplu AS Rilis Kelompok Terakhir Email Hillary Clinton


Hillary Clinton memperhatikan email yang dikirimkan Dubes Chris Stevens di depan Komite Benghazi DPR AS, 22 Okt. 2015.
Hillary Clinton memperhatikan email yang dikirimkan Dubes Chris Stevens di depan Komite Benghazi DPR AS, 22 Okt. 2015.

Departemen Luar Negeri Amerika merilis kelompok terakhir email dari server pribadi mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton malam sebelum Super Tuesday. Kelompok yang dirilis hari Senin berisi total lebih dari 52.000 email, termasuk sekitar 2.000 yang disensor karena sifat kandungan informasinya.

Departemen Luar Negeri Amerika merilis kelompok terakhir email dari server pribadi mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, pada malam sebelum apa yang disebut Super Tuesday, dimana warga Amerika akan memilih kandidat presiden dari Partai Republik dan Demokrat di setidaknya 11 negarabagian dan satu wilayah.

Masalah itu terus merongrong Clinton sementara ia berkampanye untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.

Kelompok yang dirilis hari Senin berisi total lebih dari 52.000 email, termasuk sekitar 2.000 yang disensor karena mengandung informasi yang kini dianggap tertutup.

Kelompok terakhir terdiri atas sekitar 3.800 halaman, termasuk satu email sensitif karena berisi pertukaran percakapan mengenai program nuklir Korea Utara yang dinyatakan oleh badan-badan intelijen Amerika sebagai "sangat rahasia,'' tingkat tertinggi dalam klasifikasi itu.

Tetapi, kepada wartawan hari Senin, jurubicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengatakan, komunitas intelijen merevisi penilaian awal mereka dan menetapkan informasi itu "rahasia,'' klasifikasi yang lebih rendah.

Perilisan yang secara berkala menjadikan isu email Clinton berita utama, memicu kontroversi atas penggunaan eksklusif akun email pribadinya ketika menjabat menteri luar negeri Amerika.[ka/al]

XS
SM
MD
LG