Tautan-tautan Akses

Deplu AS: Bukan Waktu yang Tepat untuk Berkunjung ke Korea


미국 워싱턴의 국무부 건물.
미국 워싱턴의 국무부 건물.

Jaringan televisi CNN dan harian Washington Post melaporkan bahwa Korea Utara mengirim surat kepada Amerika Serikat pekan lalu yang memperingatkan bahwa pembicaraan mengenai denuklirisasi, kini dipertaruhkan dan berpotensi berantakan.

Menurut laporan itu, bahasa yang keras dalam surat itu mendorong Presiden Donald Trump untuk secara tiba-tiba membatalkan rencana perjalanan ke Pyongyang oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, hanya beberapa jam sebelum ia dijadwalkan berangkat Jumat lalu. Koresponden Diplomatik VOA Cindy Saine melaporkan dari Departemen Luar Negeri tentang kebuntuan itu.

Rencana perjalanan ke Korea Utara itu seharusnya adalah yang ke- empat bagi Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, tetapi Presiden Donald Trump tiba-tiba membatalkannya dalam cuitan di Twitter dan menuduh China tidak membantu dalam pembicaraan tentang denuklirisasi.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert. (Foto: dok).
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert. (Foto: dok).

Juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert menolak untuk mengukuhkan atau menyangkal adanya surat dari Korea Utara tersebut, yang dilaporkan memperingatkan Presiden Trump bahwa pembicaraan berada di ambang kegagalan.

Ia malah memberikan alasan berikut untuk pembatalan tiba-tiba itu, “Seluruh tim keamanan nasional membahas hal ini. Berdasarkan penilaian mereka, mereka memutuskan bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk berkunjung ke Korea Utara. Presiden setuju dengan keputusan tersebut dan ketika itulah presiden membuat keputusan untuk mengirim cuitan untuk mengumumkan keputusan itu.”

Duta Besar Amerika untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan bahwa mungkin Korea Utara telah mengubah pikirannya tentang denuklirisasi, tetapi ia menambahkan bahwa Amerika tidak akan mengubah pikirannya mengenai sanksi terhadap Korea Utara.

Duta Besar Nikki Haley menambahkan, “Yang positif adalah bahwa kita memberlakukan sanksi yang pada dasarnya memangkas 90 persen perdagangan Korea Utara, dan mengurangi 30 persen minyak negara itu. Kita memegang teguh sanksi-sanksi itu sehingga Korea Utara masih memerlukan bantuan keuangan dan mereka memohon untuk itu.”

Sementara itu, Menteri Pertahanan Jim Mattis mengatakan dia berkoordinasi erat dengan Menteri Luar Negeri Pompeo tentang rencana melanjutkan latihan militer bersama dengan Korea Selatan.

“Seperti Anda ketahui, kami mengambil langkah untuk menangguhkan sebagian latihan terbesar sebagai tindakan dengan iktikad baik yang muncul dari KTT Singapura. Pada saat ini kami tidak lagi memiliki rencana untuk menunda latihan,” kata Jim Mattis.

Senator Ben Cardin dari Partai Demokrat mengatakan kepada VOA bahwa dia mendukung pertemuan Trump dengan Kim Jong Un, tetapi menolak penghentian latihan militer gabungan.

Senator Cardin menjelaskan, “Ya, saya kira mengakhiri latihan militer adalah kesalahan sejak awalnya. Saya tidak mendukung itu. Benar, saya mendukung pertemuan karena saya kira masuk akal menggunakan diplomasi, tetapi saya kira seharusnya tidak ada konsesi untuk Korea Utara kecuali kita melihat hasil yang nyata.”

Dengan pembicaraan yang untuk sementara tampaknya terhenti, kini tidak jelas kapan dunia akan dapat menyaksikan pertemuan tingkat tinggi lainnya antara Amerika Serikat dan Korea Utara. [lt/uh]

XS
SM
MD
LG