Tautan-tautan Akses

Demonstran Filipina Kecam Klaim Wilayah China


Demonstran dalam protes yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan menuju Konsulat China di Makati, sebelah timur Manila, Filipina (12/6). (AP/Bullit Marquez)
Demonstran dalam protes yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan menuju Konsulat China di Makati, sebelah timur Manila, Filipina (12/6). (AP/Bullit Marquez)

Para demonstran yang mengecam klaim tersebut tidak setuju jika mereka harus bergantung kepada Amerika Serikat untuk menghambat sikap agresif China yang semakin meningkat.

Pada libur Hari Kemerdekaan, Jumat (12/6), di Filipina, ratusan demonstran kekiri-kirian mengecam klaim China atas sebagian besar wilayah Laut China Selatan.

Namun beragam kelompok yang mengecam klaim tersebut tidak setuju jika mereka harus bergantung kepada Amerika Serikat untuk menghambat sikap agresif China yang semakin meningkat.

Sekitar 500 demonstran berjalan di bawah terik sinar matahari menuju kantor konsuler China di Metro Manila.

Para demonstran, menamakan diri mereka "Satu untuk Kedaulatan Filipina," ingin kapal-kapal pengintai dan pengeruk China keluar dari zona ekonomi eksklusif sepanjang 370 kilometer yang mengikat garis pantai negara mereka.

China mengklaim hampir semua wilayah laut yang kaya sumber daya ersebut. Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga berebut klaim.

Sekretaris Jenderal Partai Aliansi Baru, Renato Reyes mengatakan, China harus "berhenti meremehkan" kedaulatan Filipina.

"Kami mungkin negara kecil, tapi rakyat akan melawan semua bentuk intervensi asing baik oleh China atau Amerika Serikat," ujar Reyes.

"Kami ingin Filipina yang betul-betul independen, yang tidak didikte atau diremehkan oleh kekuatan asing mana pun."

Roilo Golez, mantan penasihat keamanan nasional Filipina, yang memimpin kelompok lain yang disebut "Tidak untuk penaklukan," mendorong aliansi-aliansi dengan negara-negara lain untuk memperkuat posisi Manila.

Ia mengatakan tidak ada kebijakan asing yang independen, terutama ketika anggaran militer Filipina yang minim "dikonfrontasi seorang raksasa."

"Dalam situasi seperti ini, dimana kita memiliki kepentingan sama, wajar saja untuk membentuk aliansi-aliansi. Kepentingan yang sama kita adalah kita ingin Laut China Selatan menjadi wilayah umum, bukannya milik pribadi China. Harus ada kebebasan navigasi di sana. Mereka seharusnya tidak melanggar zona ekonomi eksklusif kita."

Pihak berwenang di Manila minggu ini juga mengeluarkan dokumenter tiga bagian mengenai Laut China Selatan yang bertujuan membela klaim-klaim mereka atas perairan yang kaya kehidupan laut dan sumber daya energi tersebut.

Recommended

XS
SM
MD
LG