Tautan-tautan Akses

Dampak Buruk Ekonomi akibat Hasil Pilpres AS Mungkin akan Lama


Para pialang saham di New York Stock Exchange (NYSE) hari Rabu (9/11), sehari setelah hasil pilpres AS yang mengejutkan.
Para pialang saham di New York Stock Exchange (NYSE) hari Rabu (9/11), sehari setelah hasil pilpres AS yang mengejutkan.

Pasar-pasar keuangan di seluruh dunia diperkirakan tetap bergejolak sampai para investor bisa mencerna dampak munculnya pemimpin baru yang belum berpengalaman pada perekonomian AS, yang terbesar di dunia.

Bahkan sebelum penghitungan suara pilpres AS selesai, saham-saham Dow sudah anjlok ke tingkat krisis, pasar saham Asia juga turun drastis dan para investor di Eropa membandingkan pemilu Amerika dengan keluarnya Inggris secara mendadak dari Uni Eropa.

“Reaksi awal semalam sudah diperkirakan. Sangat serupa dengan reaksi Brexit, penurunan tajam di pasar-pasar saham,” kata kata Michael Hewson, pengamat keuangan.

Meskipun harga-harga saham Amerika pulih dengan cepat, sebagian ekonom mengatakan dampak kepresidenan Trump pada perekonomian Amerika akan sangat besar.

VOA mewawancarai seorang pakar ekonomi, Gus Faucher.

“Kita berbicara mengenai ekonomi secara keseluruhan, dan angkatan kerja terkait imigrasi. Kita berbicara mengenai ekspor dan impor dalam kaitan perdagangan, dampaknya pada konsumen, mengenai layanan kesehatan terkait kemungkinan pembatalan UU Layanan Kesehatan yang disusun pemerintahan Obama," ujar Faucher.

Selain potensi dampak buruk pada perdagangan internasional wartawan pasar VOA, Jill Malandrino mengatakan yang untung adalah pemilik saham-saham energi dan keuangan. Harga-harga komoditas juga bisa meningkat.

“Itu karena Trump sudah berjanji untuk banyak berinvestasi dalam bidang infrastruktur yang terkait dengan tembaga dan komoditi pertambangan lainnya. Proteksionisme diperkirakan akan meningkat. Amerika sudah kekurangan baja dan turunnya impor akan meningkatkan harga domestik," tambahnya.

Sampai presiden terpilih menyampaikan rincian rencana ekonominya, keprihatinan jangka panjang termasuk kekuasaan tanpa pengawasan presiden baru yang punya mayoritas besar di kedua lembaga Kongres, DPR dan Senat.

Dalam jangka pendek, hasil pemilu yang mengejutkan itu akan menangguhkan rencana Bank Sentral untuk menaikkan suku bunga.

“Kita melihat penurunan harga-harga saham. Kita juga melihat meningkatnya gejolak setelah pemilu. Jika kita masih mengalaminya ketika Bank Sentral mengadakan pertemuan sekitar pertengahan Desember, besar kemungkinannya mereka akan menunda menaikkan suku bunga dan menunggu sampai gejolak mereda," kata Faucher.

Pasar saham global mungkin bergejolak selama beberapa waktu, tapi Malandrino mengatakan para investor sebaiknya bersabar melihat perkembangan. [my/ii]

XS
SM
MD
LG