Tautan-tautan Akses

Dagangan Laris Manis di Asia, Laba Hermes Meroket


Dua perempuan Asia terlihat sedang membawa tas belanja Hermes di Wall Street, 30 Juli 2020, di New York. (Foto: AP)
Dua perempuan Asia terlihat sedang membawa tas belanja Hermes di Wall Street, 30 Juli 2020, di New York. (Foto: AP)

Produsen barang mewah asal Prancis, Hermes, pada Jumat (28/7) melaporkan lonjakan laba yang besar untuk paruh pertama tahun ini. Laba tersebut berasal dari tumbuhnya penjualan "luar biasa" di Asia saat China bangkit dari pembatasan COVID selama bertahun-tahun.

Produsen barang-barang kulit, syal sutra dan perhiasan itu mengatakan laba bersih mencapai 2,2 miliar euro ($2,4 miliar) antara Januari dan Juni, naik 36 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Penjualannya naik 22 persen menjadi 6,7 miliar euro.

Seorang karyawan memegang Himalayan Nilo Crocodile Birkindari Hermes di kantor Heritage Auctions di Beverly Hills, California, 22 September 2014. (Foto: Reuters)
Seorang karyawan memegang Himalayan Nilo Crocodile Birkindari Hermes di kantor Heritage Auctions di Beverly Hills, California, 22 September 2014. (Foto: Reuters)

Hermes melaporkan "momentum kuat" di semua lini bisnis dan semua wilayah, tetapi pertumbuhan "luar biasa" justru terjadi di Asia.

Penjualan di Asia, tidak termasuk Jepang, tumbuh 23,7 persen menjadi 3,3 miliar euro, kata Hermes, menggarisbawahi penjualan Tahun Baru Imlek yang "sukses".

Perusahaan mengatakan "momentum kuat di China Raya dan di seluruh kawasan, khususnya di Singapura, Thailand, Australia, dan Korea".

Hermes juga mencatat bahwa angka kuartal kedua mengalami peningkatan karena "dasar perbandingan yang menguntungkan" dari tahun sebelumnya ketika China memberlakukan pembatasan pandemi yang kemudian telah dicabut.

Hermes berhasil mencatatkan performa keuangan yang baik dibandingkan pesaingnya LVMH dan Richemont di Amerika Serikat dengan penjualan di kawasan Amerika tumbuh 20,7 persen menjadi 1,2 miliar euro di ekonomi terbesar dunia itu. [ah/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG