Tautan-tautan Akses

COVID-19, Perubahan Iklim, dan Krisis Energi Hambat Pembangunan di Negara-negara Tertinggal


Dirjen Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Guy Ryder
Dirjen Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Guy Ryder

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) melaporkan kemajuan ekonomi dan sosial di negara-negara tertinggal (LDC) telah diperlambat oleh dampak pandemi Covid-19, perubahan iklim, krisis energi dan pangan.

Wakil Presiden Malawi dan Ketua LDC Group Saulus Klaus Chilima bersama Dirjen ILO Guy Ryder menyampaikan temuan laporan itu kepada wartawan di New York hari Jumat (29/4).

Chilima mengatakan, “Pandemi telah menyebabkan banyak kemunduran di negara-negara berkembang, khususnya dalam melawan kemiskinan, daya saing, akses pada layanan kesehatan masyarakat dan pendidikan berkualitas, yang merupakan aset sangat besar.”

Ditambahkannya, “Dunia saat ini adalah milik kaum muda dan oleh karena itu kaum muda harus diberdayakan untuk dapat melakukan apa yang harus mereka lakukan.”

Ketua LDC Group itu menegaskan, “Kunci utamanya adalah urgensi. Kita tidak memiliki banyak waktu dan harus mengambil tindakan sekarang.”

Sementara, Dirjen ILO Guy Ryder mencatat 89% orang di negara-negara tertinggal ini bekerja secara informal. Sementara di seluruh dunia jumlah orang muda yang bekerja di sektor informal mencapai 61%.

“Setiap intervensi kebijakan harus mempertimbangkan kenyataan besarnya tenaga kerja di sektor informal ini,” tambah Ryder.

Ia mengatakan hanya 14% dari populasi LDC yang memiliki akses pada satu manfaat sosial. Sementara 45% warga di negara berkembang dan 85% warga di negara maju memiliki akses pada satu manfaat sosial. Ini menunjukkan “ada defisit perlindungan sosial besar-besaran,” ujarnya, dan baru-baru ini “terungkap dengan cara yang paling dramatis dan terkadang brutal oleh pandemi COVID-19.” [em/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG