Tautan-tautan Akses

China Masih Berunding dengan WHO Soal Izin Pakar Kunjungi Wuhan


Mural peringatan bahaya Covid-19 di Beijing, China 20 Februari 2020.(Foto: dok). Pemerintah China masih berunding dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai pengaturan akhir bagi kunjungan tim pakar internasional ke Wuhan.
Mural peringatan bahaya Covid-19 di Beijing, China 20 Februari 2020.(Foto: dok). Pemerintah China masih berunding dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai pengaturan akhir bagi kunjungan tim pakar internasional ke Wuhan.

China menyatakan masih berunding dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai pengaturan akhir bagi satu tim pakar internasional untuk memasuki negara itu guna menyelidiki asal mula pandemi COVID-19.

Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada wartawan di Jenewa hari Selasa bahwa ia “sangat kecewa” karena Beijing tidak memberikan izin akhir bagi tim peneliti itu, yang sebagian di antaranya telah mulai melakukan perjalanan ke Wuhan, di mana virus corona pertama kali dideteksi pada Desember 2019.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying. (Foto: dok).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying. (Foto: dok).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan kepada para wartawan di Beijing hari Rabu bahwa sebelumnya ada “kesalahpahaman,” seraya mengatakan kedua pihak masih dalam pembahasan mengenai tanggal spesifik dan pengaturan lainnya bagi tim internasional.

Pandemi di AS

AS menorehkan catatan suram baru dalam pandemi virus corona hari Selasa, sewaktu mencatat rekor penambahan 3.775 kematian dalam satu hari, sebut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.

AS pada hari Selasa juga mencatat rekor penambahan dalam satu hari, 131.195 pasien yang dirawat inap di rumah sakit, sebut the COVID-19 Tracking Project.

Di antara 86,4 juta kasus virus corona dan 1,8 juta kematian di seluruh dunia, AS berada di tempat teratas dalam kedua kategori itu dengan mencatat lebih dari 21 juta kasus, termasuk 357.377 meninggal dunia.

California menjadi episentrum lonjakan kasus COVID-19 di AS belakangan ini, dengan mencatat 31.440 kasus baru yang terkonfirmasi pada hari Selasa, menurut the COVID-19 Tracking Project, membuat total kasusnya melebihi 2,4 juta, termasuk kematian sedikit di atas angka 27 ribu.

Antrean mobil untuk tes COVID-19 di Stadion Dodger, Los Angeles, California, AS, 4 Januari 2021. (REUTERS / Lucy Nicholson)
Antrean mobil untuk tes COVID-19 di Stadion Dodger, Los Angeles, California, AS, 4 Januari 2021. (REUTERS / Lucy Nicholson)


Situasi ini semakin mengerikan di Los Angeles, di mana rumah sakit-rumah sakit kekurangan kamar perawatan intensif untuk menampung pasien yang paling serius penyakitnya, yang membuat para petugas gawat darurat diberitahu untuk memberi pasien oksigen yang cukup membuat pasien COVID-19 berada pada ambang optimalnya.

Wabah yang kian luas di pusat hiburan global itu juga menyebabkan penundaan acara tahunan penganugerahan Penghargaan Grammy dari 31 Januari menjadi 14 Maret.

Varian baru virus

Sementara itu, pihak berwenang Inggris, Selasa (5/1) menyatakan sekitar 1 dari 50 orang di negara itu telah terjangkit virus corona. Pemerintah Inggris juga menyatakan telah mencatat lebih dari 60 ribu kasus baru untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai. Angka baru itu terungkap pada hari yang sama ketika Inggris resmi memasuki PSBB baru selama satu bulan, yang antara lain mencakup penutupan sekolah-sekolah dan toko-toko nonesensial.

Inggris juga menjadi pusat perhatian dalam pandemi ini dengan temuan virus COVID-19 varian baru yang lebih menular, yang telah dideteksi di puluhan negara, yang membuat banyak di antara negara itu untuk sementara melarang masuknya pengunjung dari Inggris.

Negara-negara juga melarang pengunjung dari Afrika Selatan, di mana sebuah varian baru lainnya telah dideteksi. Denmark hari Rabu mengumumkan tentang larangan masuk bagi semua pengunjung dari Afrika Selatan dan menganjurkan rakyatnya agar tidak bepergian ke negara itu. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG