Tautan-tautan Akses

China Longgarkan Lebih Jauh Pengawasan COVID


Wisatawan berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, di tengah wabah COVID-19 di Beijing, China 27 Desember 2022. (REUTERS/Tingshu Wang)
Wisatawan berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, di tengah wabah COVID-19 di Beijing, China 27 Desember 2022. (REUTERS/Tingshu Wang)

China semakin melonggarkan langkah-langkah pengendalian virus corona termasuk menghapus persyaratan karantina bagi penumpang yang datang dari luar negeri mulai bulan depan. 

Komisi Kesehatan Nasional China, Senin (26/12) telah mengumumkan akan menurunkan tingkat manajemen COVID-19 dari Kelas A ke Kelas B.

Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Selasa (27/12) mengatakan,
“Menerapkan 'penyakit menular Kelas B menjadi penanganan Kelas B' berarti orang yang terinfeksi COVID-19 tidak lagi diharuskan untuk disolasi, tidak ada kontak dekat yang akan diidentifikasi, tidak ada area berisiko tinggi atau rendah yang akan dijauhkan, tidak ada lagi tindakan penanganan penyakit menular terhadap orang atau barang dari luar negeri.”

COVID-19 sebelumnya diklasifikasikan sebagai penyakit menular Kelas B, yang mencakup HIV dan flu burung H7N9, tetapi menjadi sasaran penanganan Kelas A, sama seperti yang dilakukan terhadap penyakit kolera.

China Longgarkan Lebih Jauh Pengawasan COVID
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:06 0:00

Pejabat kesehatan menjelaskan, keputusan itu diambil karena varian omicron yang dominan, menyebar lebih cepat tapi gejalanya tidak terlalu parah, serta dampak dari cakupan vaksinasi.

Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Selasa (27/12) juga mengatakan China menyerukan "tanggapan berbasis sains dan pendekatan terkoordinasi" untuk memastikan keselamatan dan keamanan perjalanan lintas batas serta menjaga pasokan dan rantai industri global.

"China yakin bahwa tindakan pandemi harus berbasis sains dan sepatutnya serta tidak boleh memengaruhi hubungan normal orang," jelasnya.

Pasien antre di unit gawat darurat rumah sakit Chaoyang Beijing, di tengah wabah COVID-19 di Beijing, China, 27 Desember 2022. (China Daily via REUTERS)
Pasien antre di unit gawat darurat rumah sakit Chaoyang Beijing, di tengah wabah COVID-19 di Beijing, China, 27 Desember 2022. (China Daily via REUTERS)

China masih menghadapi tingkat vaksinasi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, terutama di antara kelompok berusia di atas 60 tahun, yang dianggap sebagai hambatan terbesar sebelum Partai Komunis yang berkuasa bisa mencabut pembatasan antivirus paling ketat terakhir di dunia.

Menanggapi kebijakan terbaru pemerintah China, Yue Hongju, 40, seorang manajer supermarket di Beijing mengatakan, “Tentu saya sedikit khawatir, tapi demi hidup, kita harus bisa bekerja dengan normal, kan? Saya rasa mentalitas sangat penting dalam hal ini. Tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan. Karena pemerintah mengizinkan pelonggaran , berarti tidak terlalu buruk, kan? Jika virusnya sangat menular dan nyawa setiap orang dalam bahaya, pemerintah tidak akan membiarkannya.”

Keputusan mendadak Partai Komunis yang berkuasa untuk mencabut beberapa pengawasan anti-virus paling ketat di dunia ini disampaikan saat China berusaha membalikkan penurunan ekonomi.

China mengakhiri pembatasan yang mengurung jutaan orang di rumah mereka dan memicu protes, tetapi rumah sakit telah dibanjiri pasien yang menderita demam dan batuk-batuk saat virus menyebar. [my/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG