Tautan-tautan Akses

Tantangan Baru China: Hadapi Cuitan Trump di Twitter


Halaman depan koran China dengan foto Presiden AS terpilih Donald Trump di kios surat kabar di Beijing, China (10/11). (AP/Ng Han Guan)
Halaman depan koran China dengan foto Presiden AS terpilih Donald Trump di kios surat kabar di Beijing, China (10/11). (AP/Ng Han Guan)

China bangun hari Senin (5/12) menghadapi kritikan keras yang ditulis Trump di Twitter.

Para pemimpin China menghadapi sebuah tantangan baru: Bagaimana menghadapi Donald Trump.

Berminggu-minggu sebelum menjabat, presiden AS terpilih itu telah membuat jengkel Beijing dengan konfrontasi dan pernyataan daring yang muncul sebagai pertanda kebijakan luar negeri yang lebih keras terhadap China.

China bangun hari Senin (5/12) menghadapi kritikan keras yang ditulis Trump di Twitter, beberapa hari setelah Beijing menanggapi pembicaraan teleponnya dengan presiden Taiwan dengan menuduh Taiwan memainkan "trik kecil" atas Trump.

Trump menulis, "Apakah China menanyakan kepada kita apakah tidak apa-apa melakukan devaluasi mata uang (yang membuat perusahaan-perusahaan kita sulit berkompetisi), memberlakukan pajak tinggi terhadap produk-produk kita yang masuk ke negara mereka (AS tidak memajaknya) atau membangun kompleks militer di tengah-tengah Laut China Selatan? Saya kira tidak!"

Hal itu kelihatannya dipicu respon China terhadap pembicaraan Trump hari Jumat dengan Presiden Tsai Ing-wen, yang pertama kali dilakukan oleh presiden atau presiden terpilih di AS kepada pemimpin Taiwan sejak AS memutuskan hubungan diplomatik resmi tahun 1979.

Sejauh ini, China menghindari tanggapan dengan permusuhan secara terbuka. Hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, mengatakan China "tidak akan berkomentar mengenai apa yang memotivasi tim Trump" untuk membuat cuitan-cuitan di Twitter tersebut, tapi ia mengatakan ia yakin kedua belah pihak akan terus mendukung "hubungan bilateral yang aman dan stabil."

"Bagi kami, bagi China, kami tidak berkomentar mengenai kepribadiannya," ujar Lu. "Kami fokus pada kebijakan-kebijakannya, terutama kebijakan terhadap China."

Shi Yinhong, profesor hubungan internasional di People's University di Beijing, memperkirakan China tidak akan menyerang dengan segera, tapi mengukur responnya dalam beberapa bulan mendatang setelah Trump memasuki Gedung Putih.

"Pernyataan-pernyataan Trump akan meningkatkan kekhawatiran para pemimpin China," ujar Shi. "Tapi saat ini, mereka akan menahan diri dan melihat gerak-geriknya secara seksama." [hd]

XS
SM
MD
LG