Tautan-tautan Akses

China Dituduh Meretas Institusi Pemerintah Kamboja


Para anggota Komite Pemilihan Umum menghitung surat suara dalam pemilihan Senat di Phnom Penh, Kamboja, 25 Februari 2018.
Para anggota Komite Pemilihan Umum menghitung surat suara dalam pemilihan Senat di Phnom Penh, Kamboja, 25 Februari 2018.

Para peretas dunia maya telah ditangkap ketika sedang meretas institusi-institusi utama pemerintah Kamboja. Peretasan tersebut diyakini kuat sebagai serangan terkoordinasi pemerintah China menjelang pemilu yang dijadwalkan berlangsung bulan ini, menurut dugaan sebuah perusahaan keamanan siber Amerika.

Penyelidikan yang dilakukan FireEye Inc menyimpulkan bahwa Komite Pemilu Nasional Kamboja, Senat, Kementerian Luar Negeri, Kementrian Dalam Negeri, Kementerian Ekonomi; semuanya telah diretas, bersamaan dengan kantor-kantor diplomat asing, institusi media dan tokoh-tokoh oposisi.

’Kami memperkirakan kegiatan ini membuat pemerintah China mendapatkan pandangan yang luas atas pemilu Kamboja dan operasi pemerintah,” ujar perusahaan itu dalam laporan yang dikeluarkan Selasa (10/7). “Selain itu, kelompok ini jelas mampu menjalankan sejumlah tindakan mengganggu berskala besar secara bersamaan, yang memakan beragam korban.’’

Warga Kamboja akan melangsungkan pemilu pada 29 Juli mendatang pasca pembubaran Partai Penyelamat Nasional Kamboja CNRP, satu-satunya pesaing yang setara dengan Partai Rakyat Kamboja CPP yang berkuasa.

Sejak memulai pelacakan pada 2013, FireEye menemukan seperangkat piranti berbahaya atau ‘’malware’’ yang digunakan terhadap target-target politik Kamboja setidaknya sejak April 2017, termasuk sejumlah anggota CNRP.

Paket “malware,” TEMP.Periscope, telah ditinggalkan secara sembarangan di server yang dapat diakses publik. Hal itu memungkinkan FireEye mengamati log atau daftar catatan penggunaannya. Daftar itu mengungkap “sasaran, strategi operasional, dan sejumlah besar atribusi teknis yang divalidasi.’’

Informasi itu mencakup bukti bahwa para penyerang beroperasi dari lokasi-lokasi di China, menggunakan sistem bahasa komputer setempat, dan diketahui bahwa perilaku itu konsisten dengan praktek-praktek spionase dunia maya yang dilakukan China, ujar FireEye.

Hal ini semakin memperkuat keyakinan FireEye sejak lama bahwa piranti, yang dikatakan sebelumnya telah digunakan untuk melawan target maritim terkait klaim sensitif China terhadap Laut China Selatan, telah dipasang oleh Beijing. [em/al]

XS
SM
MD
LG