Tautan-tautan Akses

China Desak AS Tidak Coreng ‘Hubungan Normal’ China-Rusia


FILE - Dalam kunjungannya ke China, Menteri Keuangan Janet Yellen mengeluarkan peringatan keras bahwa perusahaan/bank China yang memfasilitasi penjualan barang-barang militer ke Rusia dapat dikenakan sanksi AS.
FILE - Dalam kunjungannya ke China, Menteri Keuangan Janet Yellen mengeluarkan peringatan keras bahwa perusahaan/bank China yang memfasilitasi penjualan barang-barang militer ke Rusia dapat dikenakan sanksi AS.

China mendesak AS agar tidak mencoreng “hubungan normalnya” dengan Rusia setelah AS memperingatkan sekutu-sekutunya mengenai semakin besarnya dukungan Beijing terhadap Moskow dalam perang di Ukraina.

Amerika Serikat baru-baru ini memperingatkan bahwa China meningkatkan dukungannya kepada Rusia, dengan memberi Rusia foto-foto satelit untuk keperluan militer, mikroelektronik dan peralatan mesin untuk tank, serta bahan-bahan lain yang digunakan dalam rudal, lapor media yang mengutip orang-orang yang mengetahui isu tersebut.

Dalam kunjungannya ke China, Menteri Keuangan Janet Yellen juga mengeluarkan peringatan keras bahwa perusahaan-perusahaan dan bank-bank China yang memfasilitasi penjualan barang-barang militer atau barang-barang yang berfungsi ganda (yang bisa digunakan untuk keperluan sipil atau militer) ke Rusia bisa menghadapi sanksi AS.

Yellen menggambarkan pembicaraan mengenai keamanan nasional sebagai sesuatu yang “sulit,” dan menyatakan kekhawatiran tentang dukungan China terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.

“Kami terus mengkhawatirkan peran yang dimainkan oleh perusahaan mana pun, termasuk perusahaan-perusahaan di China, dalam pengadaan (barang-barang untuk) militer Rusia. Saya menekankan bahwa perusahaan-perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan di Tiingkok, tidak boleh memberikan dukungan material untuk perang di Rusia dan mereka akan menghadapi konsekuensi yang signifikan jika melakukan hal tersebut. Dan saya tegaskan bahwa bank mana pun yang memfasilitasi transaksi signifikan yang menyalurkan barang-barang militer atau berpenggunaan ganda ke pangkalan industri pertahanan Rusia akan menghadapi risiko sanksi AS,” jelasnya.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning membela hubungan normal China dengan Rusia dan kontrol ekspor berbasis hukum atas barang-barang berpenggunaan ganda, sebuah istilah yang mengacu pada barang-barang industri yang dapat digunakan untuk keperluan industri atau militer, seperti drone.

“China bukanlah pihak yang menciptakan krisis di Ukraina dan juga bukan salah satu pihak di dalamnya. Kami belum dan tidak akan melakukan apa pun untuk mengambil keuntungan dari krisis itu. Kami selalu mengendalikan ekspor barang-barang berpenggunaan ganda sesuai dengan hukum. Negara terkait tidak boleh mencoreng atau menyerang hubungan normal antara China dan Rusia,” komentar Mao.

Dia menambahkan bahwa “negara terkait tidak boleh merugikan hak dan kepentingan sah China dan perusahaan-perusahaan China. China, kata Mao Ning, akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi hak dan kepentingan sah China.”

China mendukung klaim Rusia bahwa Presiden Vladimir Putin melancarkan serangannya pada tahun 2022 karena provokasi Barat, tanpa memberikan bukti yang kuat.

China juga mengatakan pihaknya tidak memberikan bantuan senjata atau militer kepada Rusia, meskipun China telah mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan Moskow, bersama dengan India dan negara-negara lain.

Pernyataan Mao itu muncul di tengah kunjungan dua hari Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov ke Beijing.

Lavrov diperkirakan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang telah mengunjungi Rusia selama konflik dan mempertahankan sikap China untuk tidak menyebut perang Rusia di Ukraina sebagai invasi.

Mao juga menyatakan penolakannya terhadap rencana AS untuk mengerahkan peluncur baru rudal jarak menengah di kawasan Asia-Pasifik pada akhir tahun ini yang diyakini dapat membendung ambisi China.

Selain itu, Mao mengatakan negaranya “sangat prihatin” dengan laporan diskusi mengenai perluasan kemitraan AUKUS.

China bersikap kritis terhadap pakta keamanan trilateral yang dibuat oleh AS, Inggris, dan Australia pada tahun 2021 ketika berkembang kekhawatiran mengenai semakin besarnya pengaruh Beijing di Indo-Pasifik.

Ketika ditanya tentang pertemuan puncak para pemimpin AS, Jepang, dan Filipina di Washington, Mao mengatakan, “Kerja sama apa pun yang dilakukan negara mana pun harus kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional.” [lt/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG